Senin, 26 Juli 2010

Saatnya TOBAT untuk pengguna internet (noval_opank@yahoo.co.id)




Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring berjanji akan menutup situs pornografi yang ada di Indonesia sebelum Ramadhan ini, namun surat edaran yang diberikan kepada pada penyelenggara ISP baru diberikan kemarin siang.

"Kita akui surat edaran baru kami berikan melalui perwakilan Internet Service Provider (ISP) dan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), kemarin siang karena memang ada beberapa hal yang harus kami persiapkan," tegas Kepala Informasi dan Humas Gatot S Dewabroto, di sela-sela acara INAICTA di JCC, Jakarta, Jumat (23/7/2010).

Ditambahkan olehnya, surat edaran tersebut ditandatangani oleh Dirjen Postel Budi Setiawan yang mengatasnamakan Menkomifo. Dalam surat tersebut, Gatot menjelaskan, ada beberapa butir penting yang diingatkan kembali oleh pihak Kemenkominfo.

"Menutup situs pornografi inikan sebenarnya rencana yang sudah sangat lama, jadi surat ini sifatnya hanya mengingatkan kembali," sebut Gatot.

Adapun butir-butir yang tertuang dalam surat tersebut di antaranya adalah mengingatkan ISP tentang pasal 21 UU Telekomunikasi, di mana penyelenggara ISP tidak boleh menghadirkan konten yang sifatnya berbau pornografi dan asusila.

"Di surat tersebut juga tertuang bahwa ISP harus mengingat mengenai pasal 27 UU ITE yang melarang mengedarkan dan menyebarluaskan konten yang melanggar asusila," sebutnya.

Namun yang penting, dalam butir ketiga dijelaskan, ijin penyelenggara ISP ada di tangan Kemenkominfo, dan meminta untuk tidak meneruskan konten-konten yang dianggap melanggar, yang tertuang dalam semua peraturan yang berlaku. (okezone) Selengkapnya...

Indonesia Masuk 5 Besar Negara Penghasil Virus di Dunia (noval_opank@yahoo.co.id)




Indonesia tidak hanya sebagai negara dengan pengguna internet cukup besar di dunia. Tapi Indonesia juga masuk 5 besar negara penghasil virus terbanyak di dunia. Wow!

Fakta tersebut diungkapkan oleh Erwin Yovitanto, Product Manager Astrindo Starvision - Distributor Kaspersky untuk Indonesia. "Indonesia masuk 5 besar untuk negara penghasil virus di dunia," katanya.

Fakta ini sebenarnya tidak mengherankan. Pasalnya, data yang dikeluarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), pengguna internet di Indonesia jumlahnya sudah mencapai 45 juta.

"Ya karena pengguna internet di Indonesia cukup besar, maka wajar jika jumlah virus yang dihasilkan juga besar," ungkapnya.

Pun demikian, sambungnya, jenis virus yang dibuat oleh Indonesia tidak termasuk virus yang ganas. Kebanyakan dari virus buatan Indonesia hanya menampilkan pesan atau menyembunyikan file-file tertentu. Bukan virus yang bisa merusak.

"Ngga merusak. Lebih ke arah iseng-iseng saja. Coba-coba bikin virus. Memang banyak jenisnya. Tapi rata-rata hanya menampilkan kata-kata atau pesan-pesan tertentu atau juga hidden file. Ya, hanya merepotkan lah. Tidak membahayakan," tuturnya.

Menyandang predikat sebagai salah satu negara yang banyak membuat virus, Indonesia pun menjadi negara sasaran serangan cyber. Data yang dimiliki oleh Kaspersky, Indonesia di kuartal pertama tahun 2010 menempati posisi ke 20 negara yang menjadi sasaran penjahat cyber. Periode yang sama ditahun sebelumnya, Indonesia tidak masuk ke 20 besar. Data tersebut berdasarkan analisa dari www.securelist.com

"Di Asean, Vietnam, Malaysia, Thailand dan Philipina selalu menjadi target serangan. Indonesia baru-baru ini masuk ke 20 besar. Sedangkan negara yang paling sering menjadi sasaran adalah China, Rusia, India dan Amerika Serikat," jelasnya. (detik) Selengkapnya...

Sabtu, 29 Mei 2010

BAGIMU AYAH DAN IBU



Sebuah Kebahagiaan yg mungkin tdk bisa diungkapkan dgn kata-kata manakala orang tua mendapati di hari tua perlakuan yg demikian istimewa dari anak-anaknya. Ketika ia mulai lemah dan mungkin sakit-sakitan anak-anak dgn sabar dan penuh perhatian memberikan perawatan kepadanya. Ini semua tentu tdk didapat begitu saja namun melalui pendidikan dan perjuangan yg panjang dari orang tua tersebut agar anak-anak tumbuh menjadi anak yg shalih dan berbakti pada orang tuanya.


Sesosok anak tdk akan dapat terlepas dari ayah dan ibunya. Bagaimanapun keadaan ia adl bagian dari diri keduanya. Dia adl darah daging keduanya. Rahim ibu adl tempat buaian yg pertama di dunia ini. Air susu menjadi sumber makanan yg menumbuhkan jasadnya. Kasih sayang ibu adl ketenangan yg selalu dia rindukan. Kerelaan ibu utk berjaga membuat nyenyak tidurnya. Kegelisahan ibu menyisakan kebahagiaan untuknya.
Timangan sang ayah dirasakan sebagai kekokohan. Perasan keringat ayah memberikan rasa kenyang dan hangat bagi dirinya. Doa-doa yg mereka panjatkan menjadi sebab segala kebaikan yg didapatinya. tdk terhingga dgn hitungan jemari utk merunut kembali segala kebaikan yg mereka curahkan utk buah hati mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan hak bagi kedua orang tua utk diberikan bakti kelembutan penjagaan dan kasih sayang dan Allah kuatkan hak ini dgn mengiringkan setelah hak-Nya Subhanahu wa Ta’ala krn hak orang tua mengandung pemuliaan dan pengagungan. Bahkan di dlm Kitab-Nya yg mulia termaktub berbilang ayat yg memberikan wasiat dan mendorong utk berbakti kepada orang tua serta menjanjikan banyak kebaikan bagi seorang yg berbakti dan mengancam dgn balasan yg akan menimpa orang yg mendurhakai ayah bundanya.

Di antara sekian banyak ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dgn sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”

Dalam kalam-Nya ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan utk beribadah hanya kepada-Nya semata dan tdk menyekutukan-Nya krn Dialah Al-Khaliq Ar-Raziq Al-Mun’im yg memberikan keutamaan kepada makhluk-Nya tiap saat dan tiap keadaan. Oleh krn itu Dialah yg berhak utk diesakan dan tdk disekutukan dgn sesuatu pun dari kalangan makhluk-Nya. Hal ini sebagaimana yg dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu:
} قَالَ : اللهُ وَرَسُوْلُهُُ أَعْلَمُ. قَالَ } ثُمَّ قَالَ }

“Tahukah engkau apa hak Allah atas hamba-Nya?” Mu’adz menjawab “Allah dan Rasul-Nya lbh mengetahui.” Beliau berkata “Yakni beribadah hanya kepada-Nya dan tdk menyekutukan-Nya dgn sesuatupun.” Kemudian beliau berkata lagi “Tahukah engkau apa hak hamba atas Allah bila mereka melaksanakannya? Allah tdk akan mengadzab mereka.”

Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mewasiatkan utk berbuat baik kepada kedua orang tua krn Allah jadikan kedua sebagai sebab keluar seseorang dari ketiadaan menjadi ada.

Oleh krn itu semesti semenjak dini kedua orang tua mulai menanamkan hal ini kepada putra-putri mereka mengiringi pengajaran tentang keimanan terhadap Rabb mereka. Inilah pula yg dilakukan oleh Luqman yg mengiringi wasiat kepada anak utk beribadah kepada Allah semata dgn wasiat utk berbuat baik kepada kedua orang tua.

“Dan Kami wasiatkan kepada manusia utk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibu telah mengandung dlm keadaan payah yg bertambah-tambah dan menyapih dlm dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Ha kepada-Kulah kembalimu.”





Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan utk bersyukur kepada-Nya dgn melaksanakan peribadahan kepada-Nya serta menunaikan hak-hak-Nya dan tdk menggunakan ni’mat-ni’mat yg dianugerahkan-Nya utk bermaksiat pada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan utk bersyukur kepada kedua orang tua dgn berbuat baik kepada keduanya.

Hal ini dilakukan dgn berucap lemah lembut melakukan perbuatan yg baik dan merendahkan diri terhadap mereka. Juga dgn memuliakan dan menanggung kebutuhan hidup serta tdk menyakiti mereka dgn cara apa pun baik dgn ucapan atau pun perbuatan.
Di dlm ayat ini pula Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut tentang pendidikan seorang ibu kesulitan dan kesusahan ketika harus berjaga siang dan malam. Penyebutan ini utk mengingatkan anak tentang kebaikan seorang ibu yg telah diberikan kepada sebagaimana tersebut dlm firman Allah:

“Dan ucapkanlah doa: Wahai Rabbku kasihilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah mendidikku semenjak kecilku.”

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pengajaran bagaimana semesti seorang anak bersikap terhadap kedua orang tua yg musyrik:

“Dan apabila kedua memaksamu utk menyekutukan Aku dgn sesuatu yg engkau tdk memiliki ilmu tentang mk jangan engkau ikuti kedua dan pergaulilah mereka berdua di dunia dgn baik dan ikutilah jalan orang yg kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu mk Aku kabarkan padamu apa yg telah kamu kerjakan.”


Janganlah seseorang menyangka bahwa hal ini termasuk kebaikan terhadap orang tua krn hak Allah lbh diutamakan daripada hak siapa pun juga dan tdk ada ketaatan terhadap makhluk dlm kemaksiatan terhadap Al-Khaliq.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk mengatakan “Apabila mereka berdua memaksamu utk menyekutukan Aku dgn sesuatu yg kamu tdk memiliki ilmu tentang mk durhakailah keduanya.” Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan “Jangan engkau ikuti mereka dlm perbuatan syirik mereka.”

Adapun berbakti terhadap mereka mk engkau harus terus melakukannya. Oleh krn itulah Allah berfirman yaitu pergaulilah mereka di dunia ini dgn penuh kebaikan. Adapun mengikuti mereka sementara mereka berkubang dlm kekufuran atau kemaksiatan mk hal itu janganlah engkau lakukan.

Sementara itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menyebutkan tentang ancaman durhaka kepada kedua orang tua. Bahkan beliau nyatakan bahwa hal itu termasuk dosa besar. Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu menyampaikan ucapan beliau ini:

} قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُوْلَ الله. قَالَ ثَلاَثًا } وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ } فَمَا زَالَ يَقُوْلُهَا حَتَّى قُلْتُ لاَ يَسْكُتُ.

“Tidakkah kalian ingin aku kabarkan tentang dosa besar yg paling besar?” Kami menjawab “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau pun berkata tiga kali “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua.”

Semula beliau dlm keadaan bersandar lalu beliau pun bangkit duduk dan mengatakan “Ketahuilah ucapan dusta dan saksi palsu! Ketahuilah ucapan dusta dan saksi palsu!” Beliau terus-menerus mengatakan hal itu hingga aku berkata “Andaikan beliau diam.”

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pun meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ancaman beliau:

} قِيْلَ : مَنْ؟ يَا رَسُوْلَ الله! قَالَ }

“Nista dan hinanya! Nista dan hinanya! Nista dan hinanya!” Beliau pun ditanya “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Seseorang yg mendapati salah seorang atau kedua orang tua dlm keadaan lanjut usia namun dia tdk masuk ke dlm surga.”

Ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini merupakan dorongan utk berbakti kepada orang tua serta menunjukkan besar pahala amalan itu. Di dlm ucapan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut didapati makna bahwa berbakti kepada kedua orang tua pada saat mereka telah lanjut usia dan lemah dgn mencurahkan khidmat nafkah ataupun lain merupakan sebab masuk seseorang ke dlm surga. Barangsiapa yg meremehkan mk dia akan terluput dari masuk surga dan dihinakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebuah kisah tentang bakti seorang anak kepada orang tua yg amalan itu dapat melepaskan dari belenggu musibah yg menimpa disampaikan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Ada tiga orang yg sedang dlm perjalanan. Tiba-tiba turun hujan menimpa mereka hingga mereka pun berteduh di dlm gua di sebuah gunung. Ketika mereka berada di dlm gua runtuhlah sebuah batu besar dari gunung di mulut gua hingga menutupi mereka. mk ada di antara mereka yg berkata kepada teman “Lihatlah amalan shalih yg pernah kalian kerjakan krn Allah lalu mohonlah kepada Allah dgn amalan tersebut. Semoga dgn itu Allah akan memberikan jalan keluar kepada kalian.”

Maka salah seorang di antara mereka berdoa “ Ya Allah sesungguh aku memiliki dua orang tua yg telah renta dan aku pun memiliki istri dan anak-anak kecil. Aku biasa menggembala kambing-kambing utk mereka. Apabila aku telah membawa pulang kambing-kambingku aku biasa memerah susu dan aku awali dgn memberikan minum kepada kedua orang tuaku sebelum memberikan kepada anak-anakku. Suatu ketika aku terlalu jauh menggembala sehingga belum juga pulang sampai sore hari hingga kudapati mereka berdua telah tidur. mk aku pun memerah susu sebagaimana biasa. Kemudian aku datang membawa susu perahan itu dan berdiri di sisi kepala ayah ibuku. Aku tdk ingin membangunkan mereka berdua dari tidur dan aku pun tdk ingin memberi minum anak-anakku sebelum mereka berdua sementara anak-anakku menangis kelaparan di sisi kedua kakiku. Terus menerus demikian keadaanku dgn mereka hingga terbit fajar. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa aku lakukan semua itu utk mengharap wajah-Mu berikanlah jalan keluar dari batu itu hingga kami dapat melihat langit.” mk Allah pun memberikan kepada mereka kelapangan hingga mereka dapat melihat langit kembali…”
Kisah ini menunjukkan gambaran keutamaan berbakti kepada kedua orang tua keutamaan melayani dan mendahulukan mereka berdua dari yg lain baik anak-anak istri dan selain mereka.

Bila demikian keadaan adakah hati orang tua yg tdk tergerak utk mendidik anak-anak mereka agar berbakti kepada ayah bundanya? Adakah orang tua yg akan membiarkan anak-anak mereka berkubang dlm kedurhakaan sehingga mendapati balasan yg nista? Tidakkah mereka ingin anak-anak mereka seperti gambaran seorang Abu Hurairah yg memberikan salam kepada ibunya:

عَلَيْكِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ يَا أُمَّتَاه ! تَقُوْلُ : وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، يَقُوْلُ : رَحِمَكِ اللهُ كَمَا رَبَّيْتِنِي صَغِيْرًا. فَتَقُوْلُ : يَا بُنَيَّ! وَأَنْتَ، فَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا وَرَضِيَ عَنْكَ كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيْرًا.

“Keselamatan atasmu serta rahmah dan barakah Allah wahai Ibunda!” Ibu pun menjawab “Dan keselamatan pula atasmu serta rahmah dan barakah Allah.” Dia berkata lagi “Semoga Allah mengasihimu wahai Ibu sebagaimana engkau telah mendidikku semasa kecilku.” Ibu membalas “Wahai anakku! Dan engkau juga semoga Allah memberi balasan yg baik dan meridhaimu sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku pada masa tuaku.”

Betapa banyak kisah yg terhimpun dlm Kitabullah dan kalam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg dapat disampaikan kepada anak-anak yg berbicara tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan ancaman bagi seorang yg durhaka terhadap keduanya. Semogalah mereka memetik banyak faidah yg akan mendorong mereka utk mempersembahkan kebaikan kepada ayah bundanya.
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

By: Celyne Azura
Selengkapnya...

Selasa, 11 Mei 2010

Krisis Air, Why...?



[Sebelum menulis/memposting tulisan ini aku sudah membahas ini (masalah krisis air ini), dan bahkan mengirimkannya ke media yakni saat Hari Air Dunia, sayangnya belum bisa diterbitkan. Tapi ga papa lah, jadi aku bisa mempostingnya di blog tersayang ini dengan sedikit pengubahan]

Bumi adalah planet kaya air (sekitar 71 % permukaannya dilingkupi air). Ditaksir volume air di dunia kini sebanyak 1.403 miliar kilometer kubik, untuk kebutuhan tiga jenis makhluk hidup yang populer; manusia, hewan dan tumbuhan. Jumlah itu dibagi dengan proporsi air laut: 96,54 %, air tawar bercampur air asin: 3,46 %, air tawar: 2,53 % dan air asin di luar air laut sebesar 0,93 %. Angka 2,5 % untuk ai tawar dibagi lagi dengan kondisinya yang berwujud es, salju dan air tanah sebesar 33 juta kilometer kubik. Jadi, hanya sekitar 126,7 kilometer kubik air tawar yang dapat dimanfaatkan.

Krisis air yang terjadi di Jakarta yang katanya (menurut http://www.detiknews.com/) disebabkan debit air dari kali Bekasi yang menurun serta terganggunya pasokan air dari Curug karena pompa yang rusak juga di Instalasi Pengolahan Air Pulogadung yang mengakibatkan terhentinya suplai air bersih di sebagian Jakarta Pusat, sebagian Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Timur.

Sebenarnya, menurut Penulis ini bukan sekedar gara-gara pasokan dari debit air sungai tapi juga (lebih disebabkan) dari konsumsi air dan konservasi yang tidak diperhatikan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana ketersediaan air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 meter kubik per tahun. Namun, tetap saja ada masyarakat yang sulit mendapatkan akses air bersih sebanyak 119 juta jiwa. Hal ini bertambah pelik ketika siklus air mulai terganggu dengan berkurangnya kawasan hutan lindung dan global warming.

Data WHO menunjukkan, rata-rata setiap orang membutuhkan sekitar 90 liter tiap hari. Peneltian lebih lanjut mengungkapkan, Konsumsi itu antara lain untuk mandi 39,5 liter per orang atau 49,8 persen, kegiatan mencuci pakaian 18,9 liter per orang atau 23,8 persen. Untuk Indonesia, jika jumlah ini dikalikan dengan 54 juta rumah tangga di Indonesia, maka kegiatan ini menghabiskan rata-rata 1,20 miliar liter per tahun. Umat Islam sendiri secara khusus membutuhkan beberapa liter air untuk berwudhu’ per orang dikalikan 5 tiap hari.

Prediksi menyebutkan, pada 2025 nanti sekitar 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Kelangkaan ini nantinya akan berimbas di semua sektor, terutama kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis akibatnya 3.800 anak meninggal tiap hari. Begitu peliknya masalah ini hingga dikatakan, suatu saat akan terjadi “pertarungan” untuk memperebutkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.

Masya Allah...

Data-data di atas menunjukkan betapa buruknya pengolahan air (kini). Yang lebih memprihatinkan adalah, banyak dari mereka yang tidak peduli dengan kebersihan air yang dilakukan oleh para konglomerat atau orang-orang kaya di perkotaan atau di daerah pabrik lalu saat hilir air sungai mengarah ke daerah pedesaan dan pedalaman, kebanyakan korban dari air kurang bersih ini adalah mereka yang tidak tahu menahu kenapa air yang minum beracun.

Ini sekali lagi menjadi pelajaran bagi kita. Sesungguhnya alam merupakan amanat yang diberikan olewh Allah kepada kita untuk kita manfaat tapi juga kita rawat. Karena bukan hanya kita sendiri yang tinggal di Bumi ini tapi juga ada manusia lain. Terlebih ada makhluk hidup lain yang ikut memberikan sumbangan kehidupan bagi kita.

Maka dari itu sekecil apapun, apa yang kita bisa, mari kita rawat dari Bumi ini, baik SDA nya berupa air dan lain-lain.
Selengkapnya...

SPMB SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA (STSN) 2010 JAWA BARAT

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...
Maaf y.. numpang promosi..
Bagi teman-teman yang berminat untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri,,,,

SPMB SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA (STSN) 2010 JAWA BARAT



Status: Kedinasan
Alamat: Jl. Raya Haji Usa Desa Putat Nutug, Ciseeng – Parung, Bogor – 16330.
Telepon: (0251) 542021
Faks.: (0251) 541825
E-mail: sanapati@indosat.net.id

Sejarah Singkat
STSN adalah sekolah tinggi kedinasan yang diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara yang merupakan peningkatan status dari D-III (Akademi Sandi Negara) menjadi D-IV (Sekolah Tinggi Sandi Negara), berdasarkan persetujuan Mendiknas No. 19/MPN/2002 tanggal 17 Januari 2002 dan dikukuhkan dengan Keppres No. 22/ 2003 tanggal 17 April 2003.

Mahasiswa STSN merupakan mahasiswa ikatan dinas (dari umum) dan mahasiswa tugas belajar(PNS/TNI/POLRI). Mahasiswa Ikatan Dinas yang telah menyelesaikan pendidikan selanjutnya diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Lembaga Sandi Negara, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Profil
Jenjang pendidikan: D4.
Fasilitas Kampus
Perpustakaan: koleksi 2.655 judul, 4.144 eksemplar.
Laboratorium: Komputer, Bahasa, Elektronika, Sandi.
Fasilitas lain: asrama, sarana ibadah, sarana olahraga.

Pendaftaran Mahasiswa Baru

Pusat informasi pendaftaran: Kantor Lembaga Sandi Negara Jl. Harsono RM 70, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550. Telepon (021) 7805814 dengan waktu pendaftaran setiap hari kerja dan jam kerja (09.00—15.00 WIB).

Waktu pendaftaran: 21-28 Mei 2010

Syarat Umum
-Warga Negara Indonesia, Pria maupun Wanita.
-Sanggup bekerja pada bidang Persandian.
-Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari Polisi
-Berbadan sehat yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Sehat dari Dokter.
-Lulus tes Psiko, Akademik, Wawancara dan Kesehatan (antara lain tes kesehatan bebas NAPZA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara.
-Belum pernah dikeluarkan dari Sekolah Tinggi Sandi Negara.

Syarat Khusus
•Asal calon Siswa :
-Umum, yaitu tamatan SMU atau Madrasah Aliyah jurusan IPA dengan nilai Matematika dan Bahasa Inggris pada rapor kelas tiga minimal 7 atau minimal 6 pada Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Nasional (NUN).
-Pegawai Unit Teknis Persandian (UTP) Instansi Pemerintah, dengan pendidikan umum serendah-rendahnya SMU atau Madrasah Aliyah jurusan IPA atau A1/A2 dengan nilai Matematika dan Bahasa Inggris pada rapor kelas tiga minimal 7.
-Anggota TNI/POLRI dengan pangkat serendah-rendahnya Perwira Pertama.
•U s i a :
-Umum, berusia minimal 17 tahun maksimal 21 tahun per 1 September (merujuk tahun 2003).
-Pegawai/TNI/POLRI dengan status Tugas Belajar, berusia maksimal 30 tahun dan sekurang-kurangnya telah bekerja 2 (dua) tahun tanpa terputus di bidang persandian, berkonduite baik dan harus diusulkan oleh atasan/instansi yang berwenang.
Adapun tata cara pendaftaran sebagai berikut :

1. Calon Mahasiswa Ikatan Dinas.
a. Membawa Surat Lamaran yang ditulis tangan sendiri dengan dilampiri :
-Fotokopi STTB/Ijazah/Transkrip nilai dan Nilai Ebtanas Murni (NEM) ataupun Nilai Ujian Nasional (NUN) terlegalisir.
-SKKB dari POLRI.
-Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah atau Dinas Kesehatan.
-Surat Pernyataan dari orang tua / wali yang menyatakan Calon belum menikah
-Pasfoto berwarna 3 bulan terakhir ukuran 3×4 cm (3 lembar).
b. Calon harus datang sendiri untuk mendaftar dengan membawa STTB/Ijazah dan surat-surat asli lainnya.
c.Hanya mereka yang surat lamarannya telah memenuhi persyaratan lengkap yang dapat mengikuti ujian saringan masuk.
2. Calon Mahasiswa Tugas Belajar.
Membawa Surat Permohoan yang dibuat oleh Instansi/Departemen yang bersangkutan dan ditujukan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara, dilengkapi dengan:
-Fotokopi STTB/Ijazah SMU jurusan IPA atau A1/A2 yang telah dilegalisir.
-Fotokopi Ijazah Pendidikan Sandiman (Ahli Sandi Tk. II).
-Pasfoto 3×4 cm (4 empat) lembar.
-Daftar Riwayat Hidup.

Jalur pendaftaran: Tes.
Ujian Tahap I:
1.Tes Akademik: Matematika, Fisika&Elektro,Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum.
2. Tes Psiko.
Ujian Tahap II: Wawasan Kebangsaan
Ujian Tahap III: Tes Kesehatan.
Ujian Tahap IV: Wawancara.
Ujian Tahap V: Pantukhir.

Biaya Pendidikan
Tahun pertama pendidikan diberikan Tunjangan Ikatan Dinas. Tahun kedua diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
Bagi yang berminat bisa mencoba untuk mendaftar.
Tahun ini pendaftaran dilakukan secara ONLINE.
Jadi teman-teman tidak perlu repot-repot untuk datang ke Bumi Sanapati terlebih dahulu.

Kalau ingin tahu informasi lebih lanjut bisa menghubungi saya (mita) di nomor ni 085780033850.



Bagan 1 pakaian upacara Mahasiswa STSN




Bagan 2 Training ynag digunakan untuk olah raga sehari-hari (dan chocolatos untuk ngemil setiap hari ^^)




Bagan 3 kegiatan Studi Dasar Islam di SUKABUMI




Bagan 4-IDEM-
Selengkapnya...

Perhatian: Tenanglah! Di Jalan Harus Hati-Hati Biar Hati Jadi Tenang




Kemaren-kemaren, aku menyempatkan diri refreshing dengan jalan-jalan pake onthel keliling kota. Ya begitulah… menikmati suasana sore hari yang ga terlalu panas, tapi masih rame seperti siang hari.

Setelah kesana kemari menyusuri jalan kota, aku pun pulang. Di jalan aku mengalami hal yang lucu, aneh dan pokoknya menyenangkan.

Tiba-tiba dari arah belakang aku disalip oleh bapak-bapak (kakek-kakek ding) dengan sepeda onthelnya. Aku berkata dalam hati, “Wah masa kalah sama bapak-bapak..?” Akhirnya aku meningkatkan kecepatan ku hingga ku salip kakek-kakek tadi.

Haha… asyik juga bersepeda. Aku menyalip kakek itu. Tapi tiba-tiba aku kena di lampu bangjo (Abang ijo, maksudnya lampu (merah dan hijau)). Aku berhenti sebentar menunggu lampu hijau menyala. Hitungan mundur masih di sekitar 40-60 detik lagi. Suasana di jalan menjadikan sedetik ko serasa 10 kali lipat lamanya ya…? Tapi di tengah perasaan itu, tiba-tiba bapak tua yang ku salip tadi tiba-tiba menyalip ku lagi dan menyeberang! Padahal lampu masih merah. Aku cuma bisa terpana. Namun aku juga langsung memahami dan berkata dalam hati, “O iya! Sepeda kan gak kan kena tilang.. dan untuk sepeda, tidak harus menunggu lampu hijau, tapi cukup perhatikan aja alur dan jalan kendaraan di seberang dan kanan-kiri kita.” Akhirnya aku pun ikut-ikutan bapak tua tadi.

Sebenarnya asyik juga naik sepeda. Aku pun begitu menikmati suasana di jalan ini dengan naik sepeda. Namun jadi masalah juga sich, kalau ada kendaraan besar lewat atau ada di belakang kita. Pasti mereka tidak sabar dan langsung memencet klakson keras-keras, menurutku itu berlebihan. Dan sangat menjengkelkan kalau sebenarnya kita tidak “memakan” jalan mereka.

Padahal seharusnya tidak begitu. Yang harus diutamakan di jalan raya harusnya yang paling lambat dulu. (mungkin ini sebabnya di lampu bangjo, ruang tunggu sepeda ada di paling depan). Mulai dari pejalan kaki, kemudian yang naik onthel, lalu baru sepeda montor, baru menyusul yang paling besar/cepat lagi.

Jangan mentang-mentang kita punya mobil, kita pake jalan seenaknya sendiri. Kasihan mereka yang masih baru punya sepeda atau pejalan kaki. Kalau tiba-tiba diklakson keras-keras atau disalip tiba-tiba, bukankah sangat mengagetkan?

Aku penasaran dan mulai mengkhayal, kalau seandainya jalanan itu dipenuhi orang-orang saja yang berjalan kaki. Dan ternyata di Jepang ada yang seperti itu. Tepatnya di Shibuya, Tokyo, Jepang. Ini merupakan jalan terpadat di dunia. Dengan lalu lintas 2,5 juta orang per hari, dapat dipastikan Tokyo Shibuya adalah perlintasan paling sibuk di dunia, tidak peduli siang atau malam.



[Gambar di jalanan Shibuya, Tokyo, Jepang]

(mungkin jadi inspirasi yang bikin film To Fast To Furious yang Tokyo Drift saat mengetahui jalanan ini merupakan jalan terpadat di dunia. Namun tidak untuk di contoh di Film ini dimana aksi kejar-kejaran 2 mobil di tengah keramaian orang, karena sungguh sangat membahayakan)

Ini menjadi pelajaran bagi kita. Jalanan untuk umum. Setiap orang punya kepentingan, untuk kehidupan mereka, untuk kesenangan mereka, untuk masa depan mereka. Maka hargailah mereka dan berbagilah jalan dengan mereka. Jika kita memuluskan jalan mereka, semoga nanti kita akan dimuluskan lebih mulus lagi dalam segala urusan. Kita harus jaga sopan santun dan tata krama di jalan.

Jadi inget nasehatnya Pak Tri dulu, pas katanya beliau mo ngajar. Beliau berangkat pake motor (motor apa ya… Crypton apa ya..? lali aku) lalu dari arah belakang ada yag menyalip beliau. Dan eh ternyata murid kelas XII, pas sejajar dengan pak Tri, anak yang ternyata cewek itu melirihkan kecepatannya lalu menyapa Pak Tri sambil permisi. Pak Tri sambil membawa-bawa pengalamannya ini ke kelas-kelas. Haduh.. pasti Ge-Er tuch cewek.

Ini sekali lagi menjadi pelajaran bagi kita dalam etika di jalan. Saling menyapa orang yang kita kenal (Kalau yang ga kenal, aku sich gak nyaranin, coz nanti dikira SKSD lagi). Menebar senyum (Asal jangan senyum sendiri terus-terusan). Dan saling menghargai sesama pemakai jalan adalah kewajiban. Ya kewajiban karena jika kita tidak suka melihat orang lain ugal-ugalan dalam berkendara sehingga membahayakan kita, maka seharusnya dimulai kita untuk jangan ugal-ugalan.

[Sekian dari saya, sekali lagi, Hati Hati lah di Jalan ya…!]
Selengkapnya...

Teenagers, Mesake koe le… Masa Kecilmu Kurang Bahagia…



They're gonna clean up your looks
With all the lies in the books
To make a citizen out of you
Because they sleep with a gun
And keep an eye on you, son
So they can watch all the things you do


(Intro “Teenagers” My Chemical Romance Album: Black Parade)

Baru- baru ini aku baru saja ikut training mendongeng untuk anak-anak (wah ono-ono wae yo..). rencananya dari pelatihan ini aku bisa mendongeng buat anak-anak TPA biar gak monoton gitu. Wahaha… jadi ustadz seki je…

Hal yang aku dapatkan dari pelatihan ini cukup banyak. Mulai dari Psikologi anak dan lain-lain. Namun hal yang lebih menarik adalah apa yang disampaikan oleh Cak har saat pembukaan acara. Beliau menyampaikan sambutan tentang saat beliau menjadi juri lomba mendongeng guru Paud dan TK. Beliau mengkritik dan menyayangkan guru PAUD dan TK yang terkadang mengutip atau menceritakan kisah / dongeng tapi tidak melihat inti atau pesan dari dongeng itu. Padahal lewat dongeng itu merupakan pendidikan bagi anak-anak.

Cak Har menyebutkan contoh. Seperti Timun Mas. Cerita itu bermula dari seorang janda yang tidak punya anak lalu pergi ke hutan mencari Buto Ijo agar dikaruniai anak. Bagi Cak Har ini tidak mendidik bahkan dinilai vulgar. Ya, karena secara logika, bagaimana caranya janda dapet anak lewat Buto Ijo? Juga kalau dipandang secara hukum Islam bahwa ini merupakan hal yang tidak syar’i bahkan bisa menjerumuskan kepada syirik.

Aku setuju dengan Cak Har. Dongeng (bahkan tidak cuma dongeng) itu merupakan pendidikan bagi anak. Anak yang mendapatkan pendidikan yang salah, sejak kecilnya akan berdampak bagi masa depannya. Untuk remajanya bahkan sampai kebawa ke dewasanya.

Bayangkan kalau anak jaman sekarang udah diajarain ngrokok (kasus di Surabaya tempo hari), kalau anak jaman sekarang lebih hafal lagu-lagu daripada surat-surat pendek Al Qur’an atau doa-doa, kalau anak jaman sekarang lebih suka ikut-ikutan daripada lebih hidup dengan kaki sendiri.



Kita melihat hal ini menjadi bahaya bagi generasi kita mendatang. Generasi yang nantinya akan datang dengan sifat kejelekan kita bahkan dengan perkembangan lebih dahsyat lagi. Generasi yang nantinya jadi reemaja-remaja yang cuma ikut-ikutan dan tercuci otaknya seperti yang disebutkan MCR dalam lagunya di atas.

Aku sangat heran dengan kondisi anak-anak sekarang. Tapi juga merupakan jadi pe-renungan. Kemarin sempet ngobrol-ngobrol dengan Pak Bilal tentang sistem pendidikan kita sekarang. Cukup mengagetkan juga sich, juga menjadi agak ragu saat pak Bilal menyebutkan tentang kekurangan dan kelemahan pendidikan kita. Meski sebenarnya aku juga udah agak tahu sich...

Maka semuanya kembali kepada kita. Menjadi kewajiban kita bersama terutama orang tua. Aku inget waktu ada cewek yang beli rok mini. Saat menawar-nawar harga sambil mencoba-coba rok, tiba-tiba ada ibu-ibu yang menyarankannya menolak tawaran rok itu. Alasannya, “kurang pendek” tapi harganya mahal, jadi gak modis menurutnya. Dan ternyata setelah diselidiki Ibu-ibu itu adalah ibu kandung cewek itu. Masya Allah.. ternyata ada orang tua yang lebih suka membiarkan putri / anak-anaknya buka-buka aurat.

Aduh... kasihan temen-temen, remaja-remaja sekarang kalau menjadi korban pendidikan masa lalu yang salah kaprah. Kalau anak-anak sekarang sendiri sudah ga karuan per-gaulan dan tata kramanya, gimana besoknya saat mereka dewasa?

[Semoga temen-temen SMANRA kita bisa jadi lebih baik lagi. Bukan jadi remaja yang cuma bisa ikut-ikutan budaya yang ga jelas, bukan generasi pecundang dan sombong. Bukan pula generasi yang lemah dan gampang menyerah. Amin...]
Selengkapnya...

Misteri Bahtera Nuh 'Alaihissalam



[Gambar tanah daratan kapal Nabi Nuh (katanya)]

Kemarin pas mo jalan-jalan ke Pasar Satwa ada temen tiba-tiba cerita kalau di televisi sekarang lagi gembar-gembornya ditemukannya Perahu Nuh. Sebuah harta karun yang selama ini dicari-cari dan dipercayai oleh beberapa agama (bukan hanya Islam).

Aku sendiri sich udah lama dapat info ini sebelumnya sich...

Dari situs http://misteridunia.wordpress.com/ (ini situs pertama yang memberitahu Penulis), disebutkan tentang lokasi terdamparnya Perahu (atau juga Kapal/bahtera) Nuh atau dalam bahasa Ndongkalnya, Noah Ark:

Kapal itu disebutkan terdampar di sebuah gunung yg senantiasa diselimuti salju yg terletak di Timur Turki. The Great Noah Ark, menjadi seperti itu denganterjadinya sebuah gempa bumi hebat yang melanda daerah itu pada 2 Mei 1988 silam, “artifak” itu pun tersebut tertimbun di bawah salju hampir selama 5000 tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui bahwa sebenarnya tersimpan sebuah rahasia besar didalamnya.

Gunung di Turki itu dinamakan, Gunung Aghi-Dahl yg kerap dijuluki juga sebagai “Gunung Kesengsaraan” atau dengan nama peta-nya yaitu Mount Ararat.

“Peninggalan sejarah yg maha berharga itu bukan saja menarik minat para pengkaji Sejarah saja, namun pihak penyelidik US seperti CIA/KGB pun mencoba untuk melakukan penelitian disana. Sejauh ini CIA telah menggunakan satelite dan pesawat ‘Stealth’ utk mengambil gambar objek yg terdampar di puncak gunung tersebut.”




Demikian yang disebutkan situs itu. Info lebih lengkap bisa buka di http://misteridunia.wordpress.com/

Betapa berharganya penemuan itu hingga ada konspirasi di dalamnya, bisa dibaca di situs itu. Hal yang menarik disini selain hal perahu itu dan bagaimana keadaannya adalah, sebenarnya dimana letak posisi kapal itu terdampar. Akhir-akhir ini dapat kabar lagi kalau ada yang nemuin di Malaysia. Benarkah?

Aku sebenarnya mo cepet-cepet ngrampungin tulisan tentang Perahu Nuh ini (Disela-sela kesibukan ku, aku masih nyempetin waktu untuk nulis artikel ini. Padahal lagi ujian je...). Hal ini sebagai penjelasan yang sebenarnya kepada pembaca karena ini juga berkaitan dengan keimanan. Keimanan? Ya, karena kisah Nabi Nuh di sebutkan dalam Al Qur’an.

Dari situs eramuslim.com disebutkan kalau kapal Nuh terdampar di bukit Judi. Ini berdasarkan dalil,

Artinya : “Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ." (QS. Huud : 44)

Lalu diimana sebenarnya bukit Judi, yang menjadi tempat berlabuhnya bahtera Nuh inilah yang hingga kini masih banyak diperselisihkan orang. Ada yang mengatakan bahwa ia berada di Armenia, ada yang mengatakan di Iraq, ada yang mengatakan di Turki atau juga di daerah Yaman.

Mereka yang mengatakan bahwa bahtera Nuh tersebut berada di Armenia berdasarkan pada apa yang diberitakan didalam injil bahwa bahtera itu terdampar di bukit Ararat.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Ararat bukanlah sebuah bukit akan tetapi ia adalah sebuah perbukitan yang memanjang antara Armenia, Turki dan Iraq bagian utara sementara bukit Judi adalah salah satu bukit dari perbukitan Ararat itu.



Jadi menjadi hal yang prinsip untuk dipercayai kalau perahu Nabi Nuh terdampar di bukit Judi. Itu adalah kenyataan. Kalau kita ngeyel, itu akan jadi masalah. Dan sekarang permasalahannya adalah, dimana bukit Judi itu? Situs eramuslim kembali menyebutkan bahwa ada pertentangan juga di kalangan para ahli mengenai letak bukit judi itu.

Mengenai letak bukit Judi yang disebutkan berada di Turki atau Iraq bagian Utara itu mungkin mendekati kebenaran. Sejumlah para ahli menyebutkan seperti yang disebutkan dalam situs harunyahya.com/indo mengenai lokasi banjir yakni daerah tempat tinggal kaum nabi Nuh ‘Alaihissalam:

Namun menurut penyelidikan para ahli, banjir yang terjadi saat itu tidak melanda seluruh dunia, melainkan hanya terjadi di daerah Mesopotamia (kini termasuk wilayah Iraq), khususnya di daerah lembah antara sungai Eufrat dan sungai Tigris. Namun karena lembah itu demikian luasnya sehingga ketika terjadi hujan super lebat berhari-hari, meluaplah kedua sungai itu lalu airnya menenggelamkan lembah di antara dua sungai tersebut. Demikian banyak airnya sehingga lembah itu berubah seperti laut lalu menenggelamkan seluruh ummat Nabi Nuh yang ingkar di lembah itu.

Harunyahya menulis tentang penyelidikan dimana kaum Nuh itu tinggal dan lokasi banjir itu terjadi. Menurutnya, banjir itu adalah skala lokal, bukan global. Tentang permasalahan ini aku sich ga ambil (angkat) suara, soalnya itu kewenangan ulama. Biarlah mereka yang memutuskan soalnya di dalam Al Qur’an juga tidak disebutkan banjir itu lokal atau global. Tapi kalau mendaratnya kapal kan itu jelas (qath’i), makanya aku mengambil sikap tegas.


Kesimpulan

Intinya Al Qur’an adalah sumber kisah dan fakta yang tidak ada tandingannya. Kebenar-annya adalah absolut karena ia adalah firman Allah. Ia akan mengungkapkan misteri dan fakta dunia yang sebenarnya. Dan memang begitulah, hingga penelitian-penelitian terkini hanya akan membenarkan apa yang diberitakan Al Qur’an itu.

Misteri Bahtera Nuh hanya akan menjadi pertanda dan pelajaran bagi orang –orang beriman, orang-orang yang akan mengambil pelajaran dan menyadari kekuasaan dan ini benar dari Rabb mereka. Inilah, inilah yang akan membedakan dengan orang kafir. Dimana hal-hal yang mereka dapati di duia hanya akan melaka

Subhanallahh...
Selengkapnya...

Sabtu, 08 Mei 2010

Be Rich, Be Famous, Be The Best....



Ada kabar menggembirakan (Atau memprihatinkan...?) tentang Menteri Keuangan kita, Bu Sri Mulyani (Duh sliramu Sri...) beliau dapet jabatan jadi Managing Director World Bank... wuih... tepatnya pada tanggal 5 Mei 2010 lalu, tiba-tiba Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengangkat bu "Ms Indrawati" (Panggilan baru bu Sri Mulyani di Bank Dunia) menduduki posisi penting tersebut.

Ngomong-ngomong soal Bank, kerja bu Sri ini berapa gajinya ya? (Kan Bank identik dengan duit hehehe..). Menurut http://dunia.vivanews.com/, gaji tahunan bu Sri ini Untuk posisi itu, Sri Mulyani bisa jadi menerima gaji tahunan lebih dari US$347.000(atau sekitar lebih dari Rp 3 miliar) atau sekitar Rp 250 juta per bulan. Itu belum termasuk tunjangan pensiun dan tunjangan-tunjangan lain.

Menurut laporan tahunan Bank Dunia 2009, gaji bersih yang diterima oleh dua direktur pelaksana sebesar US$347.050 (sekitar Rp 3,14 miliar) per tahun. Gaji itu sedikit lebih kecil dari direktur pelaksana lainnya yang lebih senior, yaitu sebesar US$351,740. Itu belum termasuk tunjangan pensiun sebesar US$52.752 dan tunjangan lain-lain sebesar US$76.698. Gaji dan tunjangan yang diterima para petinggi Bank Dunia bisa saja diperbarui tergantung situasi dan performa kinerja yang bersangkutan. Demikian Vivanews menambahkan.

Bu Sri Mulyani ini disana [Di Kantor Bank Dunia di Washington D.C. (Deket Comberan, hehehe...)] akan menggantikan Juan Jose Daboub untuk menduduki salah satu dari tiga kursi direktur pelaksana begitu menurut sumber vivanews.

Aku sich ga terlalu concern dengan masalah Bu Sri yang diangkat jadi MD WB (Managing Director World Bank maksudnya, disingkat biar nulisnya). Setelah surf di internet, banyak tuch yang pro-kontra dengan Sri Mulyani, ada yang muji habis-habisan dengan kondisi (jabatan) nya sekarang ini, ada yang kontra, sambil walk out pas kehadiran mantan Men Keu itu mendampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk menghadiri acara pembahasan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2010, yakni beberapa fraksi anggota DPR karena mengaitkan bu kita satu ini dengan Kasus Bank Century.

Yang aku tertarik adalah, dimana orang seperti Sri Mulyani bagi beberapa orang, termasuk petinggi bank dunia yang menganggap bu sri ini jenius dan luar biasa karena berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis, begitu sensasional karena peran dan pengaruhnya. Sehingga dari sini Penulis mengambil hikmah beberapa hal:

Pertama, hal ini menandakan banyaknya orang yang kapabilitasnya tinggi di Indonesia, nggak betah di negeri sendiri sehingga lebih memilih luar negeri (Inget pak Habibie kan?) juga ya karena orang dalam negeri juga sedikit yang menghargai... Ini menandakan bangsa kita jarang yang bisa menerima peran orang lain. Apresiasinya kurang (Kurang asem atau kurang asin mbuh lah...) sehingga banyak yang memiliki prestasi, memilih pergi ke luar negeri.

Selain Pak habibie, lihat aja TKI-TKI kita, pada pergi ke negeri seberang padahal di sana disiksa atau diperkosa (kasusnya seringnya begitu...). Ini bukan cuma berarti masyarakat kita mentalnya cuma jadi pembantu ya, tapi juga menandakan kalau Pemerintah atau masyarakat kita tidak bisa menghargai kehadiran tenaga atau SDM-SDM yang sebenarnya potensial ini (Penulis berkeyakinan kalau setiap manusia memiliki potensi yang ga bisa diremehkan). Ini sungguh sangat disayangkan, duh Indonesia... indonesia...

Kedua, bagi kita kaum muda ini merupakan pemicu untuk terus berkarya dan terus berprestasi. Memang, kita masih ketinggalan jauh dengan orang luar negeri (Baik materi maupun iptek), Tapi sekali lagi, jangan pernah minder atau rendah diri kalau kita beriman. Sejelek-jeleknya Orang Mukmin itu lebih baik ketimbang sebaik-baiknya orang kafir. (Ada kok ayatnya, tapi aku lupa ayat berapa..)

Bagi orang Islam, mereka punya kebanggaan tersendiri. Seperti adanya sejarah bahwa kaum Islam dulu adalah yang mengawali pertumbuhan Ilmu pengetahuan (di semua sektor). Inget pelajaran sejarah Islam dulu kan rek..? Bu Sutriyah pernah bilang cerita tentang kemajuan peradaban Islam di masa silam bahkan yang menghidupkan Eropa dengan renaissance-nya. Hal ini menandakan bahwa kita tidak perlu ber-inferior ria, kita harus bangkit dan buktikan kepada dunia kalau kita bisa.

Penulis dapet buku bagus, sebenarnya dulu dah pernah baca sich... dulu, dulu banget waktu masih SD atau SMP. Judulnya "Berani Gagal", atau bahasa ndongkalnya, "Dare To Fail", tulisannya Billi Ps. Lim. orang Malaysia. bukunya lumayan bagus sich, yakni tentang gimana menumbuhkan semangat (untuk berusaha dan tidak takut gagal ) serta bangkit dari kegagalan.



[Bagi yang belum baca, bca aja dech buku ini, keren abis...!]

Yang jadi perhatian bagi penulis sekarang adalah, gimana menumbuhkan semangat itu dalam hidup kita, terutama karena Penulis begitu terinspirasi (Atau apa ya bahasanya...?) dengan pekerjaan penulis sekarang ini.

Tapi juga jadi masalah adalah... manakala kita mengukur kesuksesan hanya dengan orientasi dunia... sehingga orang yang sukses hanya mereka yang sukses di dunia. Padahal tidak! bahkan Allah mencela orang yang tertipu dengan dunia dan melupakan akhirat.

Karena itu, seharusnya kita mampu menyeimbangkan keduanya. Dunia dan Akhirat. Inget kata-katanya pak Edi rek..? kita harus berusaha dalam dunia seakan hidup selamanya dan berusaha untuk akhirat seakan-akan akan mati.

Ada buku bagus soal meninggikan semangat kita dalam berprestasi dan sukses di dunia tapi tidak melupakan akhirat, yaitu yang orientasi atau basisnya spiritual, buku motivasi: Be the Best Not Be asa, (Tulisannya siapa aku lali...)



[Mbiyen pas aku njogo TB sich ono buku kuwi..., mbuh seki ono ra, (Tapi sei TB tutup ding!)]

Jadi Sekali lagi, kula aturaken, jangan pantang menyerah. Mati cuma sekali bung...! (Ya bener lah... mati kan cuma sekali... abis itu kita hidup lagi di alam kubur, hehehe...) maka jangan sia-siakan kesempatan di dunia ini. Terus berjuang...!

Tetap semangat...! Pantang menyerah...! Raih dan Sukses urusan dunia akhirat...! Be Rich, be famous and be The best...!

Selengkapnya...

Jumat, 07 Mei 2010

Rahasia Sunah Shalat: Obat Hati, Obat Penyakit



[Gambar diatas sebenernya skema mind mapping (Habis cari di google buru-buru sich), salah satu project (cara) belajar kalau temen-temen pernah baca buku Quantum Learning... bukunya lumayan keren boz.. apalagi kalau temen-temen campur dengan nonton "GTO", alias Great Teacher Onizuka... wah tambah asyik and mantap tuch...]

Pernah lihat Reality Show “Rahasia Sunah” kan di Trans TV kalau ngga salah. Acara itu membahas / mengungkap rahasia-rahasia di balik sunah. Sunah (Kebiasaan) apa saja, baik dari makanan, ibadah sunah maupun ibadah wajib. [Oya, temen-temen jangan menafsirkan sunah dengan ibadah yang hukumnya sunah ya… coz sunah itu ada dua pengertian. Menurut ulama hadits, sunah itu merupakan apa-apa yang datang dari Rasul (Intinya begitu) jadi, Al Hadits juga disebut Assunah. Sedangkan ulama fiqh berpendapat, segala sesuatu itu dihukumi menjadi: wajib/halal, haram, makruh, sunah atau mubah (kira-kira begitu) jadi, bisa dipahami kan perbedaannya?]

Sunah yang Allah perintahkan kepada kita tidak ada yang sia-sia, semuanya bermanfaat, baik bagi rohani maupun jasmani. Hal yang menarik adalah, saat rahasia sunah-sunah itu ditemukan, tidak hanya oleh mereka yang dianggap ulama. Namun juga para ‘ahli ilmu dunia’ yang secara tidak sengaja/sengaja mengadakan riset sehingga memperoleh fakta menarik tentang kedahsyatan sunah Nabi.

Salah satu yang menarik adalah sunah Shalat. Shalat yang kita lakukan secara rutin setiap hari memiliki dampak/efek positif bagi tubuh kita bahkan meninggalkannya merupakan kerugian karena berakibat buruk bagi kesehatan. Ini kembali lagi kalau kita ingat, bu Sutriyah pernah bilang kalau kita taat kepada Allah, maka sebenarnya itu kembali kepada kita. Artinya, kembali (Keuntungannya) kepada kita yang akan menikmatinya.

Kemarin aku sempet jalan-jalan ke Perpusda, ga sengaja lihat buku, “Mukjizat Gerakan Shalat untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit”. Ditulis oleh seorang karyawan BUMN, Bapak Madyo Wratsongko. Beliau juga merupakan “Pendekar”, dengan seabrek prestasinya di dunia persilatan. Beliau juga pendiri Klub Gaya Hidup Sehat “Tapak Liman”, Grand Master Ergonomic Gym, Grand Master Business Of Combat dan juga sebagai Penulis.

Namun pak Madyo ini tidak sendiri. Beliau hanya sebagai Penulis tapi kebanyakan tulisan berdasarkan dari penuturan narasumber, Pak dr. Sagiran, M.Kes. Beliau adalah dokter dan pendiri Yayasan Nur Hidayah juga Staff pengajar bagian anatomi FK UMY.

Isi buku ini cukup menarik, bahkan di halaman depannya dikomentari oleh banyak ahli seperti Ichsanuddin Noorsy, Aa’ Gym (KH. Abdullah Gymnastiar), Hasan Toha (Dirut PT Karya Toha Putra, Purwantono (GM Hotel Graha Santika Semarang), Drs. Suwongko Singoastro, MBA (GM Operational Dvision PT Bank BNI (Persero) Tbk), dr. H. Djoko Sudibyo, M.Sc (Master dalam bidang kesehatan masyrakat dan kesehatan kerja) serta Ir. Budi Santoso (Pemimpin Umum Suara Merdeka dan Anggota DPD Semarang).

Tulisan ini bukan resensi buku itu ya… tapi cuma sedikit mau ngebahas, banyak hal yang menarik yang membuka mata kita betapa berharganya shalat itu. Serta pengetahuan penulis tentang anatomi tubuh manusia serta sistem yang bekerja di dalamnya. Seperti, adanya sistem elektri, elektronik, sensorik dan motorik dalam tubuh kita. Dan urat saraf, di buku ini diibaratkan sebagai cabling / transmission system yang mengantarkan sinya infra merah dari sel otak kita ke ujung-ujung / titik saraf yang memungkinkan otak mengontrol, menggerakkan subsistem di dalam tubuh kita atau seperti kumparan magnet/kabel tembaga. Lalu, ada sumsum tulang yang disebut (diibaratkan) sebagai inti magnet, tulang sebagai batang magnetnya dan aliran darah seperti generator atau air terjun/sungai yang mengalir di tubuh kita.

Penulis mengungkapkan adanya beberapa penyebab penyakit bersumber dari hal-hal di atas. Saraf misalnya, pengapuran yang disebabkan oleh reaksi kimia antara kolesterol dan asam urat/purin, zat tanduk yang berlebihan dalam tubuh kita karena sistem keringat tidak normal bisa menyumbat atau meng-kaku-kan saraf, membuat tubuh bereaksi panas untuk membakarnya. Penulis mencontohkannya pada bayi. Saat sistem saraf bayi (balita) tumbuh, badannya akan panas. Karena saraf tersebut mengembang dan mendesak serat daging, sistem transmisi listriknya mulai dijalankan sehingga terkadang belum optimal nyambungnya. Jadi, dapat dipastikan otak menjadi panas. Sistem pengatur temperatur pun belum bekerja normal. Sehingga kalau yang tumbuh itu adalah sistem saraf motorik lalu dipaksa diturunkan panasnya dengan cara disuntik, sehingga menyebabkan tertusuknya urat saraf motorik tersebut, maka akibatnya bisa fatal. Yakni saraf motoriknya jadi kurng berfungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali (lumpuh).

Dalam buku ini disebutkan pula beberapa rahasia di balik sunah seperti mencukur rambut, kuku, lalu apa bahaya perilaku syirik terhadap kesehatan (Dan bahkan ‘perkiraan’ alasan kenapa syirik tidak diampuni Allah?), apa rahasia di balik ruku dan sujud, takbiratul ihram, duduk tasyahud awal dan akhir dan pokoknya semua yang berkaitan dengan shalat dech….

Sebenarnya, upaya mengaitkan keajaiban sunah dengan manfaat yang ada pada kehidupan sehari-hari banyak dilakukan oleh para ilmuwan / ulama kontemporer... diantaranya Harunyahya yang menemukan hubungan antara taat kepada agama dengan kesehatan tubuh... ini juga merupakan khazanah pengetahuan bagi kita yang dapat kita petik hikmah dimana aturan Allah sungguh merupakan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
(Ini bisa di lihat di Harunyahya.com/indo tentang fakta bahwa orang yang tidak menjalankan agama lebih cenderung terkena stres dan depresi)

Bagus sich… aku juga jadi lumayan paham bagaimana teknik pijat ala gerakan shalat itu. Namun, ada satu hal yang perlu dicatat sebelumnya. Yakni penjelasan dalam buku ini mengenai gerakan shalat tidak semuanya bisa diterima begitu saja. Karena harus dibedakan antara gerakan “senam ala gerakan shalat” dengan gerakan shalat asli. Seperti misal, Penulis mengatakan gerakan takbir maksimal dapat melenturkan saraf paru-paru yang terdapat di ruas tulang belakang antara tulang belikat, serta membuka rongga dada secara maksimal dengan diberi ilustrasi seseorang yang mengangkat tangannya lurus ke atas sehingga ujung jari di atas kepala. Hal ini kalau dipahami sebagai gerakan shalat bisa ‘gawat’. Karena kaidah yang benar, takbir adalah mengangkat tangan tidak lurus tapi ditekuk sehingga ujung jari sejajar dengan bahu atau daun telinga.

Ada lagi gerakan “senam rukuk” yaitu dengan memegan mata kaki. Padahal gerakan shalat adalah memegang lutut dengan jari-jari diregangkan. Jadi harus dibedakan. Antara gerakan shalat asli dengan gerakan “senam ala gerakan shalat” sehingga nanti tidak muncul kerancuan. Takutnya, gerakan senam dibawa ke gerakan shalat asli… aduh … berabe dech.

Itu sekian dari saya. Semoga umat Islam dapat menemukan rahasia di balik sunah lainnya. Mantapkan hati mengerjakan ibadah, jaga diri dari maksiat dan perbuatan dosa… dan tetap semangaaattt…!!!

By: Caffeine Lover
Selengkapnya...

Proyeksi Antara Zakat dan Pajak: Quo Vadis?



Baru-baru ini asrama (Atau apa ya nyebutnya…?) dapet Surat Peringatan (Atau apa ya istilahnya…?) Ya semacam itulah dari DepKeu RI Dirjen Pajak (Yang nganterin sich Tukang Pos…) yang isinya, intinya antara lain nagih Pajak. Ada istilah ngisi NPWP lah… dan sebagainya. Aku ngga terlalu concern soalnya ada ‘Kakang-kakang’ senior yang lebih berwenang. Jadi, cuma ‘curi-curi dengar’ (Apaan tuh curi-curi dengar ? ya begitulah, hehehe…)


Yah.. berawal dari situ aku tertarik buat ngebahas soal pajak. Terlebih lagi, pajak versus zakat. Kenapa? Ya ada perbedaan mendasar nan unik diantara keduanya. Juga, ada persamaan yang bisa dipertimbangkan untuk masa depan keduanya. Ya, masa depan antara zakat dan pajak.

Di tengah gembar-gembornya masalah pajak; ingat kasus Gayus kan…? Wah kalau udah yang beginian sich mumet tenan rek… gimana PNS Golongan III A (Golongan apa tuch?) udah punya rekening dan apartemen mewah gara-gara nggelapin pajak. Ujung-ujungnya kasus ini yang seperti efek domino yang menyeret beberapa pejabat lainnya dari instansi Polri. Waduh…waduh… kalau lihat begini jadi inget tulisan kolumnis di sebuah media, Penulis inget waktu itu kolumnis menyebutkan kalau masyarakat jangan khawatir dan apatis pajaknya akan digelapkan sehingga beranggapan tidak usah atau menjadi enggan membayar pajak.

Sebenarnya memang, bukan masalah penyalahgunaan atau pelanggaran dalam perpajakan ini yang menjadi pandangan terhadap pajak perlu direvisi ulang. Karena kesalahan tetap kesalahan. Human error bukan berarti sistem error. Pemilik kendaraan bermotor yang memiliki SIM tapi ugal-ugalan sedangkan pemilik kendaraan bermotor yang disiplin tapi tidak memiliki SIM bukan berarti SIM menjadi tidak penting. Setiap aturan memang bertujuan mengatur agar terlaksananya tatanan yang lebih baik (Wuih.. bijaksana banget bos..)

Kembali ke pajak. Artinya apa? Artinya, kita perlu melihat kembali, apa hakikat pajak yang sebenarnya? [Permasalahan ini kalau ditanggapi seirus… eh, serius butuh banyak waktu dan tenaga. Karena banyaknya pendapat atau teori dan sudut pandang yang harus dipakai baik agama maupun ekonomi, bahkan politik, karena itu ane cuma mau membahas ringan-ringan saja, wong esih cah wingi sore e…]

Pajak berasal dari kata al-dharibah yang berarti beban. Kadang kala juga diartikan sebagai al-jizyah yang berarti pajak tanah atau upeti. Pada QS. At-Taubah[9]: ayat 29 dijelaskan hakikat al-jizyah ini adalah: pajak kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam sebagai perimbangan jaminan keamanan diri mereka sendiri. Namanya Kafir dzimmi, artinya (gampangnya) harus dilindungi sedangkan kafir harbi adalah kafir yang harus diperangi. [Permasalahan ini sangat penting bagi kalangan umat Islam yang notabene sekarang terkena fitnah teroris, karena diduga, hal ini disebabkan salah tafsir kafir harbi dan dzimmi, untuk masalah ini saya akan membahas kapan-kapan, sekarang kita fokus ke pajak dan zakat dulu]

Nah, melihat definisi pajak demikian, bagaimana hukumnya?

Para ulama menjelaskan dalam kondisi biasa seorang muslim tidak diwajibkan selain zakat, kecuali dengan sukarela.

1. Dalam kondisi darurat terdapat kewajiban harta selain zakat, yang disepakati para ulama, yaitu:
a. Hak kedua orang tua, dalam bentuk nafkah yang mereka butuhkan pada saat anaknya kaya.
b. Hak kerabat, dengan perbedaan tingkat kedekatan yang mewajibkan nafkah.
c. Hak orang-orang yang sangat membutuhkan pakaian atau rumah tinggal.
d. Membantu keluarga untuk membayar diyat pembunuhan yang tidak disengaja.
e. Hak kaum muslimin yang sedang ditimpa bencana.

2. Masih ada hak-hak lain yang masih diperdebatkan apakah wajib atau sunnahh, antara lain:
a. Hak tamu selama tiga hari.
b. Hak orang yang hendak meminjam kebutuhan rumah, bagi tetangga.

3. Sedangkan hak fakir miskin terhadap harta orang kaya secara umum sudah banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits. Dan bentuk masyarakat Islami yang saling melindungi tidak akan pernah terwujud tanpa hal ini.

(Sumber: dakwatuna.com)

Ketika zakat sudah mengcover kebutuhan fakir miskin, maka orang-orang kaya tidak diminta yang selain zakat. Namun jika zakat belum mencukupi, maka harus diambilkan dari orang-orang kaya selain zakat untuk dapat mencukupi kebutuhan dasar fakir miskin. Nah dari sinilah pajak mendapat tempat sebagai alternatif.

Seperti juga untuk biaya pertahanan dan keamanan negara, maka sumber seperti pajak (Non Zakat) diperbolehkan ulama (ane sendiri ga tahu ulama yang dijadikan rujukan cuma dari artikel yang ane kutip dari internet begitu…). Namun meskipun begitu, bolehkah menetapkan pendapatan Non Zakat secara permanen? Itu masih dalam khilafiyah ulama.

Dalil yang memperbolehkan pajak:
a. Jaminan sosial kaum muslimin hukumnya wajib. Jika dari zakat dan pendapatan kas negara tidak cukup, maka boleh menetapkan pajak tambahan kepada orang kaya.

b. Belanja negara sangat banyak, pos-pos dan sumber zakat sangat terbatas, maka bagaimana mungkin mampu menutup kebutuhan negara yang tidak masuk dalam pintu distribusi zakat? Dan bagaimana mampu menutup pos penerima zakat jika sumber zakatnya sangat kecil?

c. Kaidah Fikih menyatakan: “Kewajiban yang tidak akan terlaksana kecuali dengan adanya sarana, maka menghadirkan sarana itu menjadi kewajiban pula.” Berangkat dari sini, Imam Al-Ghazali Asy-Syafi’i memperbolehkan imam untuk mewajibkan kepada orang kaya untuk membiayai kebutuhan seorang tentara. Demikian juga Imam Asy-Syathibiy Al-Maliki, memperbolehkan imam yang adil untuk menugaskan orang kaya membiayai tentara selain dari baitul mal. Dan para ulama lain berpendapat seperti ini.
(Sumber: dakwatuna.com)

Bagi penulis sendiri, melihat maslahat yang dimaksud oleh pajak demikian, sah-sah saja untuk menghukumi pajak diperbolehkan. Hanya saja, hanya saja… melihat dari keadaan riil dunia perpajakan indonesia, apakah benar-benar kaidah ini berlaku? Penulis mencoba lihat di Wikipedia, di tinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu:
1.Pajak Negara
a.Pajak Penghasilan
b.Pajak Pertambahan Nilai
c.Pajak Penjualan Barang Mewah
d.Pajak Bumi dan Bangunan
e.Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
f.Pajak Bea Masuk dan Cukai

2.Pajak Daerah
a.Pajak Kendaraan bermotor
b.Pajak radio
c.Pajak reklame

Coba perhatikan daftar di atas? Mungkin bagi kita-kita lihatnya wajar-wajar aja ya…? (Ya iyalah… soalnya di kamuflase secara majas Litotes, Kata Bu Tuty, hehehe…) Pajak-pajak itu seperti penghasilan, pertambahan nilai, penjualan barang mewah, bumi bangunan dan lain-lain, mencakup dan memukul rata semua objek pajak. Efeknya, sumber-sumber yang berbau maksiat juga ikut dikenai pajak. Coba aja kalau ga percaya, kalau kita beli rokok atau miras, di bungkusnya (Wallahu a’lam kalau miras) ada tulisan intinya sudah dikenai pajak. Nah, itu juga berlaku di pajak bumi bangunan, kafe-kafe dan diskotik yang menawarkan kemaksiatan juga ‘menyumbang’ pajak.

La, kalau sumber nya saja begitu, lalu bagaimana urusan nya (Bagaimana jadinya?). Lalu proses yang ‘tidak begitu’ (Kalau tidak mau dikatakan ‘tidak’) transparan, ujung-ujungnya ke masyarakat pun diragukan tepat sasaran.

Kesadaran kecil ini tidak bisa diremehkan karena sistem pajak yang demikian akan menentukan arah kemana pajak itu nantinya. Pembangunan yang kita rasakan saat ini memang merupakan dampak yang luar biasa dari pajak (Konon, sumber APBN kita 50% nya dari pajak bos…!). Tapi, adilkah sedangkan sumber-sumber daya lain bisa dimanfaatkan masih dinganggurkan bahkan dimanfaatkan asing? Dan rakyat Indonesia (baca: umat Muslim) harus iuran untuk belanja negara?

Sekarang kita melihat zakat. Wikpedia sendiri menyebutkan faedah zakat banyak sekali baik dari segi diniyyah (Agama), khuluqiyah (Akhlak), dan ijtimaiyyah (Sosial kemasyarakatan), dan kita sendiri sudah mafhum sekali kalau zakat adalah kewajiban yang begitu ditekankan. (Inget pelajarannya bu Sutriyah ga rek…? Kalau dulu Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu saat memegang jabatan Khalifah, beliau memerangi orang yang enggan membayar zakat?)

Nah, berangkat dari Al Qur’an itulah, baik instansi Pemerintah maupun swasta*) membuka pelayanan zakat.
[*)Untuk swasta ini, gara-garanya sistem Pemerintah yang lagi-lagi ga transparan, lahirlah gerakan lazis-lazis atau ziswaf-ziswaf swasta yang menampung zis kaum Muslim, diantaranya Dompet Dhuafa Republika… Namun belakangan, Penulis denger kabar kalau ada yang menggembosi gerakan ini dengan pendapat bahwa zakat di lazis swasta adalah bid’ah. Entah apa maksud dan tujuannya…]

Zakat yang hanya mengambil dari sumber-sumber yang bersih dan halal. Dalam buku-buku Fiqh, harta-harta yang wajib dizakati terdiri dari dua macam yaitu Zakat Harta dan Zakat Fitrah. Kemudian Zakat Harta dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian sbb.:

1. Zakat Emas, Perak dan Perhiasan
2. Zakat Hewan dan Produk Hewani
3. Zakat Pertanian dan Hasil Bumi
4. Zakat Barang Perdagangan
5. Zakat Rikaz dan Barang Tambang

(Sumber: pkpu.or.id)

Islam yang mengajarkan umatnya untuk tidak mencari rizki yang tidak halal, demikian juga berarti tidak memetik zakat dari sumber-sumber yang tidak halal. Lalu (ini hikmah dari adanya Lazis swasta) peran Lazis swasta yang kian marak kini, menjadikan zakat bisa dimonitoring oleh semua kalangan. Bahkan pendistribusiannya lebih bisa mengena. Penulis sendiri melihat, berbagai lazis sekarang selain berlomba menggalang dana zis (Zakat Infaq Shodaqoh) juga berlomba mengadakan event-event yang bertujuan untuk menyalurkan zis tersebut.

Beberapa perbedaan zakat dengan pajak pun perlu diperhatikan. Diantaranya Sifat (Dimana zakat terus menerus sedangkan pajak tertentu dan dapat dihapuskan, seperti yang disebutkan Ust. Abu Fatiah Al Adnani kalau Nabi Isa yang nanti akan turun ke Bumi di akhir zaman akan menghapus semua pajak/Jizyah), Subyek (Dimana subyek zakat adalah kaum Muslim sedangkan pajak semua golongan), Obyek (Zakat 8 asnaf sedangkan pajak pembangunan negara. Dll), harta yang dikenakan (Zakat: harta yang produktif sedangkan pajak: semua harta) dan masih banyak lain nya perbedaan di antara keduanya.

Maka inilah, sekali lagi. Sebuah kesadaran bagi kita betapa manfaat zakat yang sangat besar. Dan persamaan diantara zakat dengan pajak (yakni memberi manfaat dan maslahat) menjadikan pertimbangan bagi kita: Sudahkah waktunya menggeser pajak dengan zakat? Menggeser yang bagaimana? Menggeser dalam artian jika Negara selama ini tidak begitu concern terhadap zakat, tapi sebaliknya begitu perhatiannya kepada pajak, akankah hal ini sebuah pertanda kalau Allah tidak memberikan berkah-Nya? Sehingga berbagai lika-liku dan problematika selama ini tentang pajak bisa ditutupi lewat zakat?

Potensi zakat pun tidak bisa diremehkan. (Kira-kira 20 triliyun ada lah…coz penulis lupa, kemarin ada seminar tentang Indonesia Zakat and Development Report, sayangnya Penulis ga concern ke seminarnya… Ya iyalah.. coz waktu itu kan penulis ketemu Akhwat, jadinya ga concern… hahaha, engga ding…:-D) Bahkan di zaman Khalifah Umar Radhiyallahu ‘Anhu, ada Provinsi tertentu di Negara Islam yang tidak memiliki mustahiq (Penerima Zakat) dan bahkan memiliki kelebihan zakat yang belum disalurkan karena makmurnya provinsi tersebut karena zakat.

Ini sekali lagi, menjadi pertanyaan kepada kita. Apa dan Mau kemana Pajak dan Zakat ke depan itu…? Penulis sendiri berharap, zakat nantinya bisa terus berkembang. Pajak kalau bisa dihapuskan. (Ini juga sebagai pemberitahuan begitu, kalau orang yang telah dikenai zakat, maka seharusnya kewajiban pajaknya dikurangi sehingga tidak terjadi kezhaliman). SDA-SDA kembali dimanfaatkan seutuhnya, biarlah negeri sendiri yang menikmatinya… sehingga terciptalah negeri yang sejahtera dan diampuni (Dirahmati) Allah… Amin…

[Penulis yang masih ‘anak kemarin sore’ ini, cuma bisa berharap, agar salah satu syari’at Islam ini bisa ditegakkan. Sungguh, merupakan kejayaan dan kemaslahatan yang besar manakala Manusia mau kembali dan beribadah secara benar kepada Allah…]
Selengkapnya...

Kamis, 06 Mei 2010

Penerimaan Santri-Santriwati Baru Tahun 2010 PP. Taruna Al Qur’an



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sedang hangat-hangatnya tentang kelulusan bagi adik-adik siswa SD dan SMP, yang sekarang sedang di ujung masa-masa mereka menempuh pendidikan di sekolah; gimana? Apa rencana ke depan adik-adik? Sudah menentukan mau nerusin kemana?. Nah, kalau belum, ada info menarik nich… tentang penerimaan santri-santriwati baru Pondok Pesantren Taruna AlQur’an. Ya buat sekedar gambaran lah tentang masa depan mereka, dan yang jelas, ini adalah sebuah tangga pasti menuju kesuksesan dunia-akhirat… insyaallah.

Pondok Pesantren Taruna AlQur’an (PPTA) yang punya visi, Membentuk generasi yang berakhlak Islami, hafal Al Qur’an dan pandai beramal usaha ini merupakan salah satu PP jempolan. Penulis sendiri saat survey, banyak lo yang kenal pondok ini… Ini sebuah pertanda kualitasnya bisa diperhitungkan.

Oya, untuk yang laki-laki (Ikhwan), PPTA punya cabang. (Sebenarnya bukan cabang sich..) Jadi untuk yang putra dipisah pondoknya. Punya tempat dan manajemen sendiri, namanya Pondok Pesantren Hamalatul Quran, cuma sebenarnya masih bagian dari PPTA hanya saja, Hamalatul Qur’an khusus putra/laki-laki/ikhwan, sedangkan Taruna Al Qur’an khusus putrinya.

Untuk yang berminat, ini ada info lengkapnya:


1.JENJANG PENDIDIKAN
a.Untuk Salafiyyah Wustho (Setingkat SMP) ditempuh di bangku Madrasah Tsanawiyah selama 3 tahun – Putra dan Putri.
b.Kelas Takhasus (Matrikulasi) untuk masuk jenjang Aliyah, biasanya ini yang dulunya basicnya SMP —Putri.
c.Untuk Aliyah, ditempuh selama 3 tahun dan berijazah Madrasah Aliyah Departemen Agama —Putra dan Putri.
d.Pengabdian 1 tahun (jadi mirip kaya di PP. Gontor) setelah selesai, pengabdian santri akan mendapatkan ijazah madrasah dan ijazah pesantren.


2.WAKTU PENDAFTARAN
Selesai Pendaftaran langsung dites seketika itu juga. Materi seleksi berupa tes wawancara, aqidah, akhlak, psikotes, baca tulis al Quran dan kemampuan menghafal al Quran (Tapi katanya ada tes matematikanya juga). Dan untuk waktu:
a)Putra: 1 April – 30 Mei 2010.
Pengumuman: 9 Juni 2010.
b)Putri: 14-30 Juni 2010.
Pendaftaran bisa dilaksanakan setiap hari kerja. Pukul 08.00 s/d 16.00


3.ALAMAT PENDAFTARAN
a)Putra: PP. Hamalatul Qur’an, Kembaran RT 04, Taman tirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta, Telp. / Fax.: (0274) 372602 atau CP: 081392373928, (0274) 7188413 / 0817705083, 085743359654 (Setiap jam kerja).
b)Putri:Pesantren Taruna Al Qur’an, Jl. Lempong sari 4A Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Telp.: (0274 884009, 7839060, Fax. : (0274) 884008


4.SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN

a)Putra:
1.Fotocopy Ijazah SD/MI atau sederajat 3 lembar. Jika yang belum keluar, dapat membawa Surat Keterangan Lulus Sekolah.
2.Foto berwarna/hitam putih 2 x 3 dan 3 x 4 masing-masing 4 lembar.
3.Membawa Surat Keterangan Sehat.
4.Datang dengan wali sendiri
5.Mengisi Blangko Pendaftaran.
6.Mengisi Surat Kesanggupan: Taat Peraturan dan Kebijakan Pesantren, Menyelesaikan Studi hingga Selesai Masa Pengabdian, dan Mengabdi Selama 1 Tahun.
7.Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 20.000,00
8.Membawa Materai Rp 6.000,00
9.Semua berkas dimasukkan ke dalam amplop cokelat.

b)Putri:
Syarat-syaratnya sama seperti putra, hanya saja:
1.Bagi yang belum menerima ijazah, bisa membawa buku rapot.
2.Bagi lulusan SMP, menyerahkan Surat Keterangan Kelakukan Baik (SKKB) dari sekolah asal.
3.Membawa Foto copy Akta Kelahiran.
4.Membawa Surat Keterangan Izin Orang tua/Wali
5.Biaya pendaftaran Rp 75.000,00


5.FASILITAS PENDIDIKAN
1.Bebas Biaya SPP
2.Bebas biaya hidup (Asrama dan Makan 3 kali sehari)
3.Ruang kelas.
4.Masjid.
5.Perpustakaan.
6.Kantin / Warung Pesantren.
7.UKS.
8.Sarana-sarana pendukung seperti: wahana pembelajaran dan pelatihan skill santri seperti percetakan, penerbitan, majalah, koperasi pondok pesantren, penyelenggaraan haji dan umrah, dll—(PPTA)
9.Area pondok yang nyaman dan rendah polusi (Hamalatul Quran)--- yang ini Penulis sudah cek sendiri pondoknya, memang asri dan sejuk rek…!

CATATAN:
Untuk semua sarana ini diberikan secara gratis untuk seluruh santri. Namun, biaya pribadi santri seperti almari, alas tidur, bantal, selimut, pakaian / seragam, buku, alat cuci dan mandi, uang saku dan lainnya disediakan sendiri oleh orang tua santri dengan ketentuan dari pondok.


6.STAFF PENGAJAR DAN STANDAR KELULUSAN(PP. Hamalatul Qur’an)
a)Staff Pengajar
Untuk staff pengajar dari PP. Hamalatul Qur’an terdiri dari Asatidz (Ustadz-Ustadz) yang berasal dari Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri; Universitas Islam Madinah, Univrsitas Al Azhar Mesir, UIN Sunan Kalijaga, UGM Yogyakarta, dll.

b)Standar Kelulusan.
1.Tingkat Salafiyyah (SMP):
a)Hafal Al Qur’an 30 juz
b)Berakidah shahih, ibadah benar, dan berakhlaqul karimah.
c)Mampu berbahasa arab lisan dan tulisan.
d)Mampu menjadi imam shalat.
e)Mampu mengisi khutbah jumat dan kultum.
f)Mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

2.Tingkat Aliyah (SMA):
a)Hafal Al Qur’an 30 juz dan bersanad sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
b)Lancar membaca kitab kuning.
c)Hafal matan-matan: Qawaidul arba’, Tsalatsatul Ushul, Baiquniyah, Arba’in Nawawiyah, Waraqat dan Rahabiyah.
d)Dapat mengoperasikan komputer dan keterampilan lainnya.
e)Aktif berbahasa arab dan inggris lisan dan tulisan.
f)Dapat melanjutkan pendidikan ke universitas dalam atau luar negeri.


7.YAYASAN Hamalatul Qur’an
Penasehat: KH. Jarot Nugroho Asrori, S.Pd.I, Ust. Abdus Salam, Lc., Ust. Mifdhol Abdurrahman, Lc.
Pengawas: Bpk. Al Djaddu Munir
Ketua: Ust. Agus Andriyanto, Lc.
Sekretaris: Ust. Amri Suaji, Lc., Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
Bendahara: Ust. Rohmanto, Lc., Ust. Aris Munandar, S.S.
Selengkapnya...

Indahnya Persahabatan Dalam Islam...

Manusia dalam hidupnya tidak bisa lepas dari orang lain. Bergaul menjadi fitrah dan kebutuhan dasar manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus menjalin hubungan dengan sesamanya. Kehadiran orang lain adalah suatu keharusan karena manusia tidak bisa hidup sendiri.


Menyadari hal diatas, dalam menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, manusia harus menjunjung tinggi prinsip simbiosis mutualisme (hubungan yang saling menguntungkan). Dan hubungan yang semata-mata hanya untuk memperoleh ridha Allah SWT. Bukan hanya untuk tujuan tertentu yang hanya menguntungkan diri sendiri. Karena bila demikian, ikatan tersebut tidak akan kekal. Persahabatan itu akan hilang seiring tergapainya tujuan yang diinginkannya. Sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Sesungguhnya siapa saja yang senang kepadamu karena adanya keinginan, maka ia akan berpaling darimu jika telah tercapai keinginannya”.

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah mengibaratkan ikatan persahabatan antar dua orang muslim dengan kedua belah tangan. Beliau tidak memakai perumpamaan lain karena jalinan hubungan antar kedua tangan sangat cocok untuk dijadikan ibarat dalam menjalani hubungan sesama manusia. Kita bisa melihat bagaimana kedua belah tangan saling membantu satu sama lain dalam usaha menggapai tujuan. Keduanya bersatu padu dalam mewujudkan tujuan. Keduanya melebur menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama.

Demikian juga jalinan persahabatan manusia akan lebih indah seandainya dilandasi dengan semangat kerjasama sebagaimana kedua belah tangan. Mereka senantiasa saling bahu-membahu untuk mencapai (tujuan-edt) bersama. Menanggung bersama setiap kesedihan yang menimpa. Dan setiap kebahagiaan akan selalu dinikmati bersama. Dalam situasi dan kondisi apapun jalinan kerjasama terus berlanjut. Saling membantu saat dibutuhkan walau tanpa diminta serta saling menjaga rahasia dan aib. Rasulullah bersabda, “Paling utamanya amal baik ialah memberi kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”. (HR. Ibnu Abi Dunya).

Selain itu, seseorang dalam bergaul juga dituntut untuk selalu menampakkan wajah ceria. Mengucapkan salam jika bertemu. Memaafkan bila terjadi kekeliruan. Saling memberi nasihat. Sama-sama mendo’akan karena do’a seseorang untuk temannya mudah terkabulkan (HR. Muslim). Dan yang paling sulit adalah saling mengorbankan harta benda yang dimilki. Imam Al-Ghazaali membagi 3 jenis sikap manusia dalam memberikan pengorbanan terhadap orang lain. Pertama, memposisikan teman sebagaimana hamba sahaya atau budak. Dalam arti selalu memenuhi kebutuhannya meskipun tanpa diminta. Kedua, memposisikannya seperti diri sendiri. Sehingga apa yang dimilki rela untuk digunakan bersama. Ketiga, tingkatan tertinggi dalam pengorbanan. Yaitu selalu mengutamakan kepentingannya (Kepentingan saudaranya-edt) dari pada kepentingan sendiri.

Love You Friends... Q Kangen saat - saat kebersamaan qt.... Insya Allah, Allah kan jaga persahabatan Qt... Hingga Qt bertemu d'Syurga Kelak... aamiin.

By: Uyun Huda
Selengkapnya...

Sabtu, 01 Mei 2010

13th Islamic Book Fair Dibuka Maning...!



Wooi... Ada pengumuman keren kyeh... 13th Jgja Islamic Book Fair dibuka maning..!



Acara ini diselenggarakan pada 13-19 Mei 2010. Tempatnya biasa, di Mandala Bhakti Wanitatama, Jl. Laksda Adisucipto 88, Sleman, Yogyakarta.

Acaranya juga dimeriahkan dengan berbagai acara seperti Islamic Fashion Fair, Festival Anak Sholeh, Jumpa Penulis, Parade Nasyid, Wisata Kuliner, Kreasi Jilbab, dan yang harus ada adalah Bedah Buku.

Bagi penebit yang ingin bergabung ikut pameran bisa menghubungi Syakaa Organizer di nomor (0274)7495054.

Nek aku ndelok, ada semacam lomba mendadak ustafz disana (Duh aku ndelok pengumumane sepotong sich di Jogokariyan), hadiahe keren boz, netbook gres alias anyar...!
Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini.

Link terkait:
Katalog Buku 13th Jogja Book Fair
Facebook Jogja Book Fair
Selengkapnya...

Hedonisme dan Materialisme: Jika Arah dan Tujuan Pendidikan Kita Sekarang



[Gambar ini Penulis jepret waktu naik kendaraan. Sungguh ironis.. ceweknya pake jilbab (jilbaber) tapi pas naek motor roknya di naikkin sehingga jadi bupati, ‘buka paha tinggi-tinggi’. Waktu itu Penulis pake kamera VGA, jadi maaf aja pencitraannya kurang bagus.]


Woooiii anak-anak SMANRA... kelas XII tahun Ajaran 2010, gimana kelulusannya? Wah aku dhewe urung ngerti kabare e... lulus kabeh ora yo... 100% koyo jamanku nanu...? Wah, seneng banget kuwi nek do lulus kabeh... Dan semoga luluse tenanan, orisinil, engga Cuma lulus ‘ndompleng’.

Terlepas dari benar-atau tidaknya, sah atau nggak sah nya, aku dhewe termasuk orang yang terkena fitnah kecurangan dalam UN. (Astaghfirullah...) tapi bagaimana lagi kang, kita sudah masuk dalam sistem. Dan ibarat masuk dalam sungai, kita Cuma bisa bertahan dalam arus. Ikut hanyut, atau berusaha agar tidak tenggelam, dan jika melawannya, wahhh... sulit banget bozzz...

Sehingga setelah semua terjadi, timbul pertanyaan: sudah kah jenengan-jenengan, adik-adik ku (Yo aku kan alumni, berarti kowe yo adik ku) menyiapkan diri kalian terjun kedunia ‘yang berbeda dengan dunia kalian selama ini?’ Dunia untuk manusia yang siap hidup, siap untuk berjuang. Dunia yang tak butuh para pengecut dan pemalas. Yang akan terpecut cemeti kegagalan atau tergilas roda-roda zaman. Dan itu hanya akan bisa dijawab bagi mereka yang ‘benar-benar lulus’.

Oya, apa kalian udah pernah baca buku “Sekolah saja tidak pernah cukup?” karangan eh tulisannya Andreas harefa (Bukan Andrea Hirata lo...) wah... keren boz buku kuwi. Buku itu berbicara tentang eksistensi pendidikan dan esensinya. Kondisinya sekarang dan proyeksinya ke depan. Buku itu banyak berbicara tentang kekurangan pendidikan dan solusinya. Hal yang dikupas mengenai arah dan tujuan pendidikan cukup menarik, mungkin bisa di pertanyakan pada jenengan semua, “Apa tujuan anda sekolah...?” lalu anda kuliah, “Apa tujuan anda kuliah..?” cari kerja? Lalu “apa tujuan anda cari kerja?” sehingga nanti kembali ke pada pertanyaan substansial, “Lalu apa tujuan pendidikan sebenarnya?”



Andreas Harefa menulis, jika pendidikan hanya bertujuan seperti itu, maka lebih baik selulus SMA (Atau mungkin cukup wajar 9 tahun saja), anak-anak langsung saja terjun ke dunia pasar. Bukankah dengan demikian mereka telah ‘mencuri’ START lebih dulu dan lebih menguntungkan daripada mereka yang bertahun-tahun di bangku kuliah...?

Lucunya lagi, mereka yang telah menempuh pendidikan tinggi sampai S3 (Es Tri) Cuma menjadi pegawai negeri sipil aja sudah bangganya bukan main. Berlomba-lomba orang mengejar CPNS padahal sesungguhnya mereka telah mengerdilkan semua kemampuan dan merendahkan harkat mereka sebagai manusia (Seutuhnya). Ya, PNS sebenarnya sama dengan buruh-buruh lainnya.

Di sisi lain, mereka yang tidak punya latar belakang akademis tinggi, (Mungkin Cuma sekolah wajar 9 tahun) bisa berhasil, melampaui mereka yang doktor-doktor itu. Inget kata-kata Pak Tri boz (Duh kasian angkatan baru yang nggak pernah nyicipin pengajaran bapak sepuh kita ini, penulis sendiri sangat bersyukur menjadi angkatan terakhir yang merasakan pengajaran beliau sebelum pensiun) kalau Tukul misalnya, atau artis lainnya yang Cuma negelawak atau bekerja di dunia entertain yang justru mengajarkan budaya dan moral yang merusak pendapatannya lebih tinggi daripada mereka, ‘Pahlawan tanpa tanda jasa?’

Meski demikan, hal ini tidak tercela sepenuhnya. Tidak ada yang disalahkan orang yang mau jadi pegawai. Tapi kalau aku ingat, salah satu nasehat Hasan Al Banna (Maaf kalau salah) adalah, jangan pernah berharap jadi pegawai negara. Dan jadikan itu serendah-rendah pekerjaan.

Yang jadi miris adalah ‘produk’ pendidikan sekarang –yangcuma menjadi robot-robot industri itu- juga menjadi korban budaya hidup hedonisme dan materialisme.


Hedonisme; Ciri budaya makhluk akhir zaman.

Pelajar-pelajar kita, lihat aja tingkahnya. Dulu pas aku SMA masya Allah... entah sekarang. Budaya seperti pacaran, minum-minuman keras, berkelahi dan seabrek kenakalan remaja lainnya. (Penulis mengakui juga kalau dulu pernah ikut-ikutan, hehe... TAPI...untung sekarang udah taubat, Alhamdulillah... la mulane nulis artikel iki sich...) mungkin tidak hanya karena pengaruh dari dalam. Tapi yang paling berpengaruh juga sistem pendidikan kita.

Lihatlah pendidikan agama dan moral. (Maaf Bu Sutriyah, bukannya saya mau menggurui ibu), tapi pendidikan bukan hanya omongan, bukan sekedar transfer, ia adalah suatu interaksi, suatu Pengajaran tentang bagaimana caranya bertingkah dengan tingkah, caranya mengucap dengan ucapan dan sebagainya. Intinya, Pendidikan adalah keteladanan.

Kalau aku melihat, sebenarnya pendidikan di Indonesia sudah cukup. Aku sendiri bukan pakar pendidikan, hanya saja ada beberapa koreksi yang mesti dilakukan. Kenapa? Karena cukup itu belum tentu bisa sesuai dengan perkembangan zaman ke depan. Kita tahu kan, sistem atau kurikulum pendidikan kita masih buatan manusia yang notabene penuh kekurangan. Jadi, ya, kurikulum pendidikan kita bolak-balik kudu diupdate, la wong UUD aja sering diamandemen...?

Lalu hal yang paling esensial, tujuan pendidikan itu sendiri. Mungkin seperti yang dilontarkan Andreas harefa, aku sendiri ikut concern masalah ini. Bahwa Islam mengajarkan umatnya menuntut ilmu, agar bisa beramal dengan benar dan berdakwah lalu dengan itu bisa memakmurkan bumi yang akhirnya itu semua berhulu pada arti tujuan (diciptakan) hidup di dunia, yakni beribadah kepada Allah.

Tapi, ironis kalau masyakarat kita mengenal pendidikan : untuk dapat kerja: untuk dapat uang: untuk mencapai kenikmatan duniawi. Ya, hanya sebatas itu. Inilah hedonisme.
Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Berasal dari kata (Hedone), yang artinya kesenangan. Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.

[Hedonisme diajarkan pertama kali oleh kedua Filsuf Yunani; Aristipos dan Epikuros. Mereka melihat bahwa manusia melakukan setiap aktiviti -pasti- untuk mencari kesenangan dalam hidupnya. Dua filsuf ini menganut dua aliran yang berbeda. Aristipos lebih menekankan kesenangan badan atau jasad seperti makan, minum, dll. Epikuros lebih menekankan kepada kesenangan rohani seperti bebas dari rasa takut, bahagia, tenang batin, dll. Kedua filsuf ini setuju bahwa harus ada sifat pengendalian diri pada saat melaksanakan idea tersebut ]

Waktu kekaisaran Romawi menguasai seluruh Eropa dan Afrika, paham ini mengalami perkembangan dengan lahirnya semboyan baru. Semboyan baru itu, carpe diem (raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi kamu hidup), menjiwai tiap embusan napas aliran tersebut. Kebahagiaan dipahami sebagai kenikmatan belaka tanpa mempunyai arti mendalam.
Pengertian kenikmatan berbeda dari kebahagiaan. Kenikmatan cenderung lebih bersifat duniawi daripada rohani. Kenikmatan hanya mengejar hal-hal yang bersifat sementara. Masa depan tidak lagi terpikirkan. (Sumber: suaramerdeka.com dengan sedikit perubahan)

Nah, apa bisa kita lihat sekarang? Pak tri juga merupakan pemerhati. Engga laki-laki engga perempuan. Meski tidak dipungkiri sebenarnya mereka juga adalah ‘korban’. Tapi korban yang mau mengorbankan dirinya sendiri baik sadar maupun tidak. Lihat aja, remaja kita Cuma bisa berhura-hura, nek ono pelajaran kosong pada di luar, atau bahkan bolos. (Penulis sendiri dulu begitu, tapi jarang bolos lo..) belum yang sukanya BF-an, nyolong pentil (Udah jadi lumrah malah...waduh...), berkelahi, dll. Yang perempuan dandanannya. Wah mungkin seperti yang digambarkan Rasulullah (Wanita yang berpakaian tapi telanjang) Maaf ya kalau ada yang tersinggung, tapi apa boleh buat, inilah kebenaran.

Penulis dulu pernah ikut Rohis. Tapi anggota Rohis juga ga luput dari fitnah ini. Fitnah (Cobaan) ini memang mendera kebanyakan anak muda. Dimana ilmu, kejiwaan dan materi yang belum mapan, sering menjerumuskan mereka disaat yang bersamaan mereka mencari jati diri. Jadi akhirnya, mereka terjerumus dalam kubangan maksiat.

Virus hedonisme yang telah menjalar ini sebenarnya tidak lepas dari pengaruh westernisasi. Ya, pengaruh barat. Nabi pernah bersabda kalau umat Islam nantinya ikut-ikutan kaum dahulu sejengkal demi sejengkal, saat ditanya siapa mereka (umat dahulu itu) Nabi menjawab siapa lagi kalau bukan Yahudi dan nasrani.

Materialisme: Duet Maut...!
Dan selain virus hedonisme, juga ada virus materialisme. Yang berarti semuanya dinilai serba materi. Sampai aku pernah dengar kalau cewek-cewek tu memberikan standar bagi pasangannya (calon suami mungkin) adalah; bukan “apa adanya..”, tapi “adanya apa...?”

Kekayaan jadi suatu standar. Benarkah? Memang uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya bisa macet tanpa uang. Demikian kata mereka. Kalau aku sendir i sich bilang, keduniawian ini sebenarnya tak ada masalah. Kemaslahatan ditempuh dengan cara yang maslahat pula. Termasuk mencari keduniawian.

Tapi masalahnya, bagaimana jika yang terlahir justru generasi-generasi yang tak mampu mandiri? Generasi-generasi loyo? Korban dari sistem pendidikan yang perlu diperbaharui (kalau ngga mau dibilang kuno), jadi mereka semata-mata mencari ilmu (mencari pendidikan) hanya untuk mencari uang/duniawi saja?

Andreas Harefa menulis, kalau pendidikan seperti itu bukankah lebih baik diganti saja sekolah dengan lembaga-lembaga kursus? Ya, termasuk pendapat ‘ekstrim’nya untuk membubarkan lembaga pendidikan yang disebut dengan sekolah dan universitas itu.

Prihatin sungguh prihatin...

Maka dengan ini saya nasehatkan kepada diri saya sendiri dan teman-teman, guru-guru ku dan aik-adik kelas ku yang sudah menerima pengumuman kelulusan, maupun yang belum, keluarga SMANRA, agar lebih memajukan pendidikan kita. Memajukan pendidikan bagaimana? Yakni kembali mengingat apa tujuan kita dididik, apakah hanya sebagai mesin-mesin uang lalu mati dan tak berguna sama sekali bagi sesama, atau seperti hakikat Khalifah yang Allah percayakan kepadanya bumi dan seisinya untuk diberdayakan?

Pendidikan sekali lagi harus back to Allah. Kembali kepada tujuan yang sejatinya. Tujuan manusia diciptakan. Kalau andreas harefa menulis untuk menjadikan manusia seutuhnya, maka aku berpendapat untuk menjadi Khalifah yang sesungguhnya. Sehingga alam ini makmur, bangsa ini terangkat derajatnya dan tidak jadi lagi (Maaf,Bangsa kuli-babu, pengekspor tenaga-tenaga pembantu), Sehingga itulah kemerdekaan...!

Akhir kata, bangkitlah pendidikan Indonesia...!!!
Selengkapnya...