Sabtu, 08 Mei 2010

Be Rich, Be Famous, Be The Best....



Ada kabar menggembirakan (Atau memprihatinkan...?) tentang Menteri Keuangan kita, Bu Sri Mulyani (Duh sliramu Sri...) beliau dapet jabatan jadi Managing Director World Bank... wuih... tepatnya pada tanggal 5 Mei 2010 lalu, tiba-tiba Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengangkat bu "Ms Indrawati" (Panggilan baru bu Sri Mulyani di Bank Dunia) menduduki posisi penting tersebut.

Ngomong-ngomong soal Bank, kerja bu Sri ini berapa gajinya ya? (Kan Bank identik dengan duit hehehe..). Menurut http://dunia.vivanews.com/, gaji tahunan bu Sri ini Untuk posisi itu, Sri Mulyani bisa jadi menerima gaji tahunan lebih dari US$347.000(atau sekitar lebih dari Rp 3 miliar) atau sekitar Rp 250 juta per bulan. Itu belum termasuk tunjangan pensiun dan tunjangan-tunjangan lain.

Menurut laporan tahunan Bank Dunia 2009, gaji bersih yang diterima oleh dua direktur pelaksana sebesar US$347.050 (sekitar Rp 3,14 miliar) per tahun. Gaji itu sedikit lebih kecil dari direktur pelaksana lainnya yang lebih senior, yaitu sebesar US$351,740. Itu belum termasuk tunjangan pensiun sebesar US$52.752 dan tunjangan lain-lain sebesar US$76.698. Gaji dan tunjangan yang diterima para petinggi Bank Dunia bisa saja diperbarui tergantung situasi dan performa kinerja yang bersangkutan. Demikian Vivanews menambahkan.

Bu Sri Mulyani ini disana [Di Kantor Bank Dunia di Washington D.C. (Deket Comberan, hehehe...)] akan menggantikan Juan Jose Daboub untuk menduduki salah satu dari tiga kursi direktur pelaksana begitu menurut sumber vivanews.

Aku sich ga terlalu concern dengan masalah Bu Sri yang diangkat jadi MD WB (Managing Director World Bank maksudnya, disingkat biar nulisnya). Setelah surf di internet, banyak tuch yang pro-kontra dengan Sri Mulyani, ada yang muji habis-habisan dengan kondisi (jabatan) nya sekarang ini, ada yang kontra, sambil walk out pas kehadiran mantan Men Keu itu mendampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk menghadiri acara pembahasan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2010, yakni beberapa fraksi anggota DPR karena mengaitkan bu kita satu ini dengan Kasus Bank Century.

Yang aku tertarik adalah, dimana orang seperti Sri Mulyani bagi beberapa orang, termasuk petinggi bank dunia yang menganggap bu sri ini jenius dan luar biasa karena berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis, begitu sensasional karena peran dan pengaruhnya. Sehingga dari sini Penulis mengambil hikmah beberapa hal:

Pertama, hal ini menandakan banyaknya orang yang kapabilitasnya tinggi di Indonesia, nggak betah di negeri sendiri sehingga lebih memilih luar negeri (Inget pak Habibie kan?) juga ya karena orang dalam negeri juga sedikit yang menghargai... Ini menandakan bangsa kita jarang yang bisa menerima peran orang lain. Apresiasinya kurang (Kurang asem atau kurang asin mbuh lah...) sehingga banyak yang memiliki prestasi, memilih pergi ke luar negeri.

Selain Pak habibie, lihat aja TKI-TKI kita, pada pergi ke negeri seberang padahal di sana disiksa atau diperkosa (kasusnya seringnya begitu...). Ini bukan cuma berarti masyarakat kita mentalnya cuma jadi pembantu ya, tapi juga menandakan kalau Pemerintah atau masyarakat kita tidak bisa menghargai kehadiran tenaga atau SDM-SDM yang sebenarnya potensial ini (Penulis berkeyakinan kalau setiap manusia memiliki potensi yang ga bisa diremehkan). Ini sungguh sangat disayangkan, duh Indonesia... indonesia...

Kedua, bagi kita kaum muda ini merupakan pemicu untuk terus berkarya dan terus berprestasi. Memang, kita masih ketinggalan jauh dengan orang luar negeri (Baik materi maupun iptek), Tapi sekali lagi, jangan pernah minder atau rendah diri kalau kita beriman. Sejelek-jeleknya Orang Mukmin itu lebih baik ketimbang sebaik-baiknya orang kafir. (Ada kok ayatnya, tapi aku lupa ayat berapa..)

Bagi orang Islam, mereka punya kebanggaan tersendiri. Seperti adanya sejarah bahwa kaum Islam dulu adalah yang mengawali pertumbuhan Ilmu pengetahuan (di semua sektor). Inget pelajaran sejarah Islam dulu kan rek..? Bu Sutriyah pernah bilang cerita tentang kemajuan peradaban Islam di masa silam bahkan yang menghidupkan Eropa dengan renaissance-nya. Hal ini menandakan bahwa kita tidak perlu ber-inferior ria, kita harus bangkit dan buktikan kepada dunia kalau kita bisa.

Penulis dapet buku bagus, sebenarnya dulu dah pernah baca sich... dulu, dulu banget waktu masih SD atau SMP. Judulnya "Berani Gagal", atau bahasa ndongkalnya, "Dare To Fail", tulisannya Billi Ps. Lim. orang Malaysia. bukunya lumayan bagus sich, yakni tentang gimana menumbuhkan semangat (untuk berusaha dan tidak takut gagal ) serta bangkit dari kegagalan.



[Bagi yang belum baca, bca aja dech buku ini, keren abis...!]

Yang jadi perhatian bagi penulis sekarang adalah, gimana menumbuhkan semangat itu dalam hidup kita, terutama karena Penulis begitu terinspirasi (Atau apa ya bahasanya...?) dengan pekerjaan penulis sekarang ini.

Tapi juga jadi masalah adalah... manakala kita mengukur kesuksesan hanya dengan orientasi dunia... sehingga orang yang sukses hanya mereka yang sukses di dunia. Padahal tidak! bahkan Allah mencela orang yang tertipu dengan dunia dan melupakan akhirat.

Karena itu, seharusnya kita mampu menyeimbangkan keduanya. Dunia dan Akhirat. Inget kata-katanya pak Edi rek..? kita harus berusaha dalam dunia seakan hidup selamanya dan berusaha untuk akhirat seakan-akan akan mati.

Ada buku bagus soal meninggikan semangat kita dalam berprestasi dan sukses di dunia tapi tidak melupakan akhirat, yaitu yang orientasi atau basisnya spiritual, buku motivasi: Be the Best Not Be asa, (Tulisannya siapa aku lali...)



[Mbiyen pas aku njogo TB sich ono buku kuwi..., mbuh seki ono ra, (Tapi sei TB tutup ding!)]

Jadi Sekali lagi, kula aturaken, jangan pantang menyerah. Mati cuma sekali bung...! (Ya bener lah... mati kan cuma sekali... abis itu kita hidup lagi di alam kubur, hehehe...) maka jangan sia-siakan kesempatan di dunia ini. Terus berjuang...!

Tetap semangat...! Pantang menyerah...! Raih dan Sukses urusan dunia akhirat...! Be Rich, be famous and be The best...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar