Selasa, 11 Mei 2010

Teenagers, Mesake koe le… Masa Kecilmu Kurang Bahagia…



They're gonna clean up your looks
With all the lies in the books
To make a citizen out of you
Because they sleep with a gun
And keep an eye on you, son
So they can watch all the things you do


(Intro “Teenagers” My Chemical Romance Album: Black Parade)

Baru- baru ini aku baru saja ikut training mendongeng untuk anak-anak (wah ono-ono wae yo..). rencananya dari pelatihan ini aku bisa mendongeng buat anak-anak TPA biar gak monoton gitu. Wahaha… jadi ustadz seki je…

Hal yang aku dapatkan dari pelatihan ini cukup banyak. Mulai dari Psikologi anak dan lain-lain. Namun hal yang lebih menarik adalah apa yang disampaikan oleh Cak har saat pembukaan acara. Beliau menyampaikan sambutan tentang saat beliau menjadi juri lomba mendongeng guru Paud dan TK. Beliau mengkritik dan menyayangkan guru PAUD dan TK yang terkadang mengutip atau menceritakan kisah / dongeng tapi tidak melihat inti atau pesan dari dongeng itu. Padahal lewat dongeng itu merupakan pendidikan bagi anak-anak.

Cak Har menyebutkan contoh. Seperti Timun Mas. Cerita itu bermula dari seorang janda yang tidak punya anak lalu pergi ke hutan mencari Buto Ijo agar dikaruniai anak. Bagi Cak Har ini tidak mendidik bahkan dinilai vulgar. Ya, karena secara logika, bagaimana caranya janda dapet anak lewat Buto Ijo? Juga kalau dipandang secara hukum Islam bahwa ini merupakan hal yang tidak syar’i bahkan bisa menjerumuskan kepada syirik.

Aku setuju dengan Cak Har. Dongeng (bahkan tidak cuma dongeng) itu merupakan pendidikan bagi anak. Anak yang mendapatkan pendidikan yang salah, sejak kecilnya akan berdampak bagi masa depannya. Untuk remajanya bahkan sampai kebawa ke dewasanya.

Bayangkan kalau anak jaman sekarang udah diajarain ngrokok (kasus di Surabaya tempo hari), kalau anak jaman sekarang lebih hafal lagu-lagu daripada surat-surat pendek Al Qur’an atau doa-doa, kalau anak jaman sekarang lebih suka ikut-ikutan daripada lebih hidup dengan kaki sendiri.



Kita melihat hal ini menjadi bahaya bagi generasi kita mendatang. Generasi yang nantinya akan datang dengan sifat kejelekan kita bahkan dengan perkembangan lebih dahsyat lagi. Generasi yang nantinya jadi reemaja-remaja yang cuma ikut-ikutan dan tercuci otaknya seperti yang disebutkan MCR dalam lagunya di atas.

Aku sangat heran dengan kondisi anak-anak sekarang. Tapi juga merupakan jadi pe-renungan. Kemarin sempet ngobrol-ngobrol dengan Pak Bilal tentang sistem pendidikan kita sekarang. Cukup mengagetkan juga sich, juga menjadi agak ragu saat pak Bilal menyebutkan tentang kekurangan dan kelemahan pendidikan kita. Meski sebenarnya aku juga udah agak tahu sich...

Maka semuanya kembali kepada kita. Menjadi kewajiban kita bersama terutama orang tua. Aku inget waktu ada cewek yang beli rok mini. Saat menawar-nawar harga sambil mencoba-coba rok, tiba-tiba ada ibu-ibu yang menyarankannya menolak tawaran rok itu. Alasannya, “kurang pendek” tapi harganya mahal, jadi gak modis menurutnya. Dan ternyata setelah diselidiki Ibu-ibu itu adalah ibu kandung cewek itu. Masya Allah.. ternyata ada orang tua yang lebih suka membiarkan putri / anak-anaknya buka-buka aurat.

Aduh... kasihan temen-temen, remaja-remaja sekarang kalau menjadi korban pendidikan masa lalu yang salah kaprah. Kalau anak-anak sekarang sendiri sudah ga karuan per-gaulan dan tata kramanya, gimana besoknya saat mereka dewasa?

[Semoga temen-temen SMANRA kita bisa jadi lebih baik lagi. Bukan jadi remaja yang cuma bisa ikut-ikutan budaya yang ga jelas, bukan generasi pecundang dan sombong. Bukan pula generasi yang lemah dan gampang menyerah. Amin...]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar