Jumat, 07 Mei 2010

Rahasia Sunah Shalat: Obat Hati, Obat Penyakit



[Gambar diatas sebenernya skema mind mapping (Habis cari di google buru-buru sich), salah satu project (cara) belajar kalau temen-temen pernah baca buku Quantum Learning... bukunya lumayan keren boz.. apalagi kalau temen-temen campur dengan nonton "GTO", alias Great Teacher Onizuka... wah tambah asyik and mantap tuch...]

Pernah lihat Reality Show “Rahasia Sunah” kan di Trans TV kalau ngga salah. Acara itu membahas / mengungkap rahasia-rahasia di balik sunah. Sunah (Kebiasaan) apa saja, baik dari makanan, ibadah sunah maupun ibadah wajib. [Oya, temen-temen jangan menafsirkan sunah dengan ibadah yang hukumnya sunah ya… coz sunah itu ada dua pengertian. Menurut ulama hadits, sunah itu merupakan apa-apa yang datang dari Rasul (Intinya begitu) jadi, Al Hadits juga disebut Assunah. Sedangkan ulama fiqh berpendapat, segala sesuatu itu dihukumi menjadi: wajib/halal, haram, makruh, sunah atau mubah (kira-kira begitu) jadi, bisa dipahami kan perbedaannya?]

Sunah yang Allah perintahkan kepada kita tidak ada yang sia-sia, semuanya bermanfaat, baik bagi rohani maupun jasmani. Hal yang menarik adalah, saat rahasia sunah-sunah itu ditemukan, tidak hanya oleh mereka yang dianggap ulama. Namun juga para ‘ahli ilmu dunia’ yang secara tidak sengaja/sengaja mengadakan riset sehingga memperoleh fakta menarik tentang kedahsyatan sunah Nabi.

Salah satu yang menarik adalah sunah Shalat. Shalat yang kita lakukan secara rutin setiap hari memiliki dampak/efek positif bagi tubuh kita bahkan meninggalkannya merupakan kerugian karena berakibat buruk bagi kesehatan. Ini kembali lagi kalau kita ingat, bu Sutriyah pernah bilang kalau kita taat kepada Allah, maka sebenarnya itu kembali kepada kita. Artinya, kembali (Keuntungannya) kepada kita yang akan menikmatinya.

Kemarin aku sempet jalan-jalan ke Perpusda, ga sengaja lihat buku, “Mukjizat Gerakan Shalat untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit”. Ditulis oleh seorang karyawan BUMN, Bapak Madyo Wratsongko. Beliau juga merupakan “Pendekar”, dengan seabrek prestasinya di dunia persilatan. Beliau juga pendiri Klub Gaya Hidup Sehat “Tapak Liman”, Grand Master Ergonomic Gym, Grand Master Business Of Combat dan juga sebagai Penulis.

Namun pak Madyo ini tidak sendiri. Beliau hanya sebagai Penulis tapi kebanyakan tulisan berdasarkan dari penuturan narasumber, Pak dr. Sagiran, M.Kes. Beliau adalah dokter dan pendiri Yayasan Nur Hidayah juga Staff pengajar bagian anatomi FK UMY.

Isi buku ini cukup menarik, bahkan di halaman depannya dikomentari oleh banyak ahli seperti Ichsanuddin Noorsy, Aa’ Gym (KH. Abdullah Gymnastiar), Hasan Toha (Dirut PT Karya Toha Putra, Purwantono (GM Hotel Graha Santika Semarang), Drs. Suwongko Singoastro, MBA (GM Operational Dvision PT Bank BNI (Persero) Tbk), dr. H. Djoko Sudibyo, M.Sc (Master dalam bidang kesehatan masyrakat dan kesehatan kerja) serta Ir. Budi Santoso (Pemimpin Umum Suara Merdeka dan Anggota DPD Semarang).

Tulisan ini bukan resensi buku itu ya… tapi cuma sedikit mau ngebahas, banyak hal yang menarik yang membuka mata kita betapa berharganya shalat itu. Serta pengetahuan penulis tentang anatomi tubuh manusia serta sistem yang bekerja di dalamnya. Seperti, adanya sistem elektri, elektronik, sensorik dan motorik dalam tubuh kita. Dan urat saraf, di buku ini diibaratkan sebagai cabling / transmission system yang mengantarkan sinya infra merah dari sel otak kita ke ujung-ujung / titik saraf yang memungkinkan otak mengontrol, menggerakkan subsistem di dalam tubuh kita atau seperti kumparan magnet/kabel tembaga. Lalu, ada sumsum tulang yang disebut (diibaratkan) sebagai inti magnet, tulang sebagai batang magnetnya dan aliran darah seperti generator atau air terjun/sungai yang mengalir di tubuh kita.

Penulis mengungkapkan adanya beberapa penyebab penyakit bersumber dari hal-hal di atas. Saraf misalnya, pengapuran yang disebabkan oleh reaksi kimia antara kolesterol dan asam urat/purin, zat tanduk yang berlebihan dalam tubuh kita karena sistem keringat tidak normal bisa menyumbat atau meng-kaku-kan saraf, membuat tubuh bereaksi panas untuk membakarnya. Penulis mencontohkannya pada bayi. Saat sistem saraf bayi (balita) tumbuh, badannya akan panas. Karena saraf tersebut mengembang dan mendesak serat daging, sistem transmisi listriknya mulai dijalankan sehingga terkadang belum optimal nyambungnya. Jadi, dapat dipastikan otak menjadi panas. Sistem pengatur temperatur pun belum bekerja normal. Sehingga kalau yang tumbuh itu adalah sistem saraf motorik lalu dipaksa diturunkan panasnya dengan cara disuntik, sehingga menyebabkan tertusuknya urat saraf motorik tersebut, maka akibatnya bisa fatal. Yakni saraf motoriknya jadi kurng berfungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali (lumpuh).

Dalam buku ini disebutkan pula beberapa rahasia di balik sunah seperti mencukur rambut, kuku, lalu apa bahaya perilaku syirik terhadap kesehatan (Dan bahkan ‘perkiraan’ alasan kenapa syirik tidak diampuni Allah?), apa rahasia di balik ruku dan sujud, takbiratul ihram, duduk tasyahud awal dan akhir dan pokoknya semua yang berkaitan dengan shalat dech….

Sebenarnya, upaya mengaitkan keajaiban sunah dengan manfaat yang ada pada kehidupan sehari-hari banyak dilakukan oleh para ilmuwan / ulama kontemporer... diantaranya Harunyahya yang menemukan hubungan antara taat kepada agama dengan kesehatan tubuh... ini juga merupakan khazanah pengetahuan bagi kita yang dapat kita petik hikmah dimana aturan Allah sungguh merupakan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
(Ini bisa di lihat di Harunyahya.com/indo tentang fakta bahwa orang yang tidak menjalankan agama lebih cenderung terkena stres dan depresi)

Bagus sich… aku juga jadi lumayan paham bagaimana teknik pijat ala gerakan shalat itu. Namun, ada satu hal yang perlu dicatat sebelumnya. Yakni penjelasan dalam buku ini mengenai gerakan shalat tidak semuanya bisa diterima begitu saja. Karena harus dibedakan antara gerakan “senam ala gerakan shalat” dengan gerakan shalat asli. Seperti misal, Penulis mengatakan gerakan takbir maksimal dapat melenturkan saraf paru-paru yang terdapat di ruas tulang belakang antara tulang belikat, serta membuka rongga dada secara maksimal dengan diberi ilustrasi seseorang yang mengangkat tangannya lurus ke atas sehingga ujung jari di atas kepala. Hal ini kalau dipahami sebagai gerakan shalat bisa ‘gawat’. Karena kaidah yang benar, takbir adalah mengangkat tangan tidak lurus tapi ditekuk sehingga ujung jari sejajar dengan bahu atau daun telinga.

Ada lagi gerakan “senam rukuk” yaitu dengan memegan mata kaki. Padahal gerakan shalat adalah memegang lutut dengan jari-jari diregangkan. Jadi harus dibedakan. Antara gerakan shalat asli dengan gerakan “senam ala gerakan shalat” sehingga nanti tidak muncul kerancuan. Takutnya, gerakan senam dibawa ke gerakan shalat asli… aduh … berabe dech.

Itu sekian dari saya. Semoga umat Islam dapat menemukan rahasia di balik sunah lainnya. Mantapkan hati mengerjakan ibadah, jaga diri dari maksiat dan perbuatan dosa… dan tetap semangaaattt…!!!

By: Caffeine Lover

Tidak ada komentar:

Posting Komentar